SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Musim hujan masih dirasakan warga Prambanan seperti kekeringan.

Harianjogja.com, SLEMAN – Sejumlah pedukuhan di Prambanan masih mengalami krisis air meski telah memasuki musim hujan. Penyebabnya tak lain karena salah satu sumber air yang dialirkan Pamdes justru mengalami penurunan debit air.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Ketua Organisasi Petani Pemakai Air (OPPA) Prambanan Mujimin menjelaskan, musim hujan saat ini masih ada tujuh pedukuhan di Desa Gayamharjo yang masih krisis air. Penyebabnya, karena sistem Saluran Air Prambanan III yang merupakan jaringan Perusahaan Air Minum Desa (Pamdes) debit airnya mengalami penurunan drastis sejak dua pekan terakhir.

“Kalau mesin pompa air tidak ada masalah, tapi saat dinyalakan, air yang keluar sangat sedikit jadi tidak bisa diangkat ke atas [ke rumah warga],” kata Mujimin, Kamis (26/11/2015).

Ia menambahkan, dusun yang masih mengalami krisis air itu antara lain Dusun Kalinongko Lor, Lemah Abang, Kalinongko Kidul, Nawang, Jontro dan Gayam. Total ada tujuh pedukuhan terdiri dari 1.300 kepala keluarga yang masih menggantungkan air dari sistem saluran III. “Kami sudah sampaikan ke Pemkab terkait persoalan ini. Solusinya masih harus dropping,” imbuh Mujimin.

Terpisah Kepala BPBD Sleman Julisetiono Dwi Wasito menyatakan pihaknya langsung melakukan droping air jika masih dibutuhkan di Prambanan. Sejak awal memang menyiapkan tambahan untuk dropping 110 tangki air bersih. “Kalau kondisi sistem airnya, kami berkoordinasi dengan instansi lain untuk melakukan kajian teknik,” kata dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya