SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman sayuran (JIBI/Dok)

 Petani sayur di Karangpandan, Karanganyar merawat tanaman seledri di areal sawahnya, Rabu (6/11/2013). Seiring berlangsungnya musim hujan, harga jual sejumlah tanaman sayur mengalami penurunan drastis. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)


Petani sayur di Karangpandan, Karanganyar merawat tanaman seledri di areal sawahnya, Rabu (6/11/2013). Seiring berlangsungnya musim hujan, harga jual sejumlah tanaman sayur mengalami penurunan drastis. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Mulai tingginya curah hujan di kawasan Karangpandan, Karanganyar, dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah petani sayur merugi. Harga jual sayur di pasaran dipastikan turun drastis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu petani sayur di Karang, Karangpandan, Sinem, 62, mengatakan biaya operasional menanam sayur di musim hujan biasanya lebih tinggi dibandingkan di musim kemarau. Pasalnya, setiap petani harus menyiapkan dana rangkap guna membeli obat-obatan.

“Biasanya kalau musim hujan itu, tanaman sayur sulit berkembang gara-gara sering terkena air hujan. Setelah itu terkena jamur. Makanya, harus disiapkan dana tambahan untuk membeli obat-obatan,” katanya saat ditemui Solopos.com di areal sawahnya di Karangpandan, Rabu (6/11/2013).

Sinem mengatakan dirinya hanya menanam selederi 3.000 bibit seledri. Dengan jumlah bibit seperti itu, dirinya harus menyiapkan dana operasional hampir mencapai Rp1 juta. Padahal, saat musim kemarau, dirinya cukup menyiapkan dana separohnya. “Sudah biaya operasional tinggi, harja jual sayur saat ini jeblok. Harga per kilogram seledri saat ini hanya Rp3.500. Padahal, satu bulan lalu, harganya bisa Rp10.000 per kilogram. Hal itu juga terjadi di jenis sayuran lain, seperti kol, bayam dan wortel yang menurun drastis,” katanya.

Kendati mengalami masalah bertubi-tubi, Sinem tetap ingin menanam sayur. Dirinya berharap, harga jual tanaman sayur dapat merangkak naik dalam waktu dekat. Sehingga, dirinya masih memperoleh keuntungan dari menanam sayur. “Kalau harga jual tinggi, otomatis masih bisa untung. Tapi, yang terjadi saat ini harga jual rendah. Sedangkan, biaya operasional tinggi. Sebagian besar petani sayur pasti merugi dengan kondisi seperti itu,” katanya.

Camat Karangpandan, Sugeng Raharto ( Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Camat Karangpandan, Sugeng Raharto (
Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Camat Karangpandan, Sugeng Raharto, mengatakan bidang pertanian menjadi potensi utama warga setempat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dirinya berharap, para petani di Karangpandan masih bisa menikmati hasil pertanian saat sekarang.

“Saat ini, para petani padi baru saja menikmati hasil panen. Saya juga berharap, semua petani di sini, termasuk petani sayur dapat terhindar dari wabah hama. Hingga akhirnya, dapat menikmati hasil pertanian dengan baik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya