SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Kota Boyolali, Tri Heri Wibowo, menata cabai merah besar di kiosnya, Kamis (9/1/2020). (Solopos-Tamara Geraldine)

Solopos.com, BOYOLALI -- Harga cabai dan beberapa sayuran di Pasar Kota Boyolali terpantau naik selama sepekan terakhir. Sebagian pedagang menyebut kenaikan harga dipicu musim hujan yang sedang berlangsung saat ini.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Kota Boyolali, Tri Heri Wibowo, 43 mengatakan sepekan ini beberapa pedagang tak berani menyetok cabe dalam jumlah banyak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau disimpan lama, takutnya busuk,” ujarnya saat ditemui di sela-sela melayani pedagang, Kamis (9/1/2020).

Menurut Tri Heri, saat musim hujan seperti ini kualitas cabai yang dipanen petani menurun.

“Kalau hujan memang mahal. Banyak yang busuk kena hujan. Tangkai cabai banyak terkena air hujan membuat kekuatannya berkurang sehingga mengakibatkan buah cabai mudah busuk. Kondisi ini membuat buah cabai yang layak jual menjadi terbatas. Akibatnya harga yang dipatok petani pun tinggi,” kata dia.

Ia mengatakan harga cabai rawit merah naik dari Rp50.000/kg menjadi Rp65.000/kg, cabai keriting merah dari Rp40.000/kg menjadi Rp50.000/kg, dan cabai merah besar harganya stabil Rp50.000.

“Banyak konsumen yang mengeluh, dengan kenaikan harga cabai ini,” ujarnya.

Selain cabai, harga sayuran di Pasar Boyolali stabil tinggi. Brokoli dari Rp18.000/kg menjadi Rp25.000, tomat Rp10.000/kg kini menjadi Rp15.000/kg, kacang panjang dari harga Rp5.000 per ikat kini menjadi Rp8.500 per ikat, dan buncis Rp8.000/kg kini menjadi Rp15.000/kg.

Untuk harga bawang putih semula Rp32.000 per kilogram menjadi Rp38.000 per kilogram.

Baca juga: Pernikahan Dini Di Boyolali Tiap Tahun Meningkat, Ada Yang Masih SMP

Pedagang sayur Pasar Kota Boyolali, Mia, 31, mengatakan kenaikan harga sayuran dan cabai terjadi sejak sepekan terakhir. Meski begitu, kenaikan tidak begitu tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Naiknya perlahan, setiap harinya. Musim penghujan seperti ini, banyak petani yang merugi. Banyak pembeli yang mengurangi pembelian kebutuhan pangan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya