SOLOPOS.COM - Angin kencang terjang Ngawi, Senin (26/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Musim hujan awal November ini diwarnai dengan insiden rumah roboh.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Hujan deras yang mengguyur Gunungkidul pada Sabtu (7/11/2015) malam, merobohkan rumah Suprapto, warga Dusun Danyangan, Desa Pilangrejo, Nglipar. Beruntung tidak ada korban jiwa, karena saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong ditinggal oleh pemiliknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akibat kejadian yang berlangsung pada sekitar 19.45 WIB itu, seluruh bagian rumah rusak parah, dengan kerugian mencapai belasan juta rupiah. Korban masih beruntung, sapi miliknya selamat setelah runtuhan atap tertahan lemari.

Kepala Desa Pilangrejo, Sunaryo pada Minggu (8/11/2015) mengatakan saat hujan deras, tiba-tiba rumah kayu berbentuk limasan milik Suprapto roboh dan rata dengan tanah. Rumah tersebut roboh diduga karena sudah lapuk sehingga tidak kuat menahan terjangan air hujan dan angin. Korban tidak ada di rumah karena tengah menunggui orangtuanya yang sedang sakit di salah satu rumah saudaranya, di dusun lain.

Saat kejadian, menurut Sunaryo tidak ada warga yang melihat secara langsung. Warga hanya mendengar suara gemuruh dari rumah Suprapto. Setelah hujan reda, warga kemudian mendatangi sumber suara dan mendapati rumah sudah roboh. Warga kemudian langsung berusaha menyelamatkan sapi yang masih berada di bawah reruntuhan. Setelah itu langsung memberitahu pemilik rumahnya.

Pada Minggu pagi, sambung Sunaryo, warga yang dibantu oleh jajaran Tentara Nasional Indonesia langsung melakukan kerja bakti menyingkirkan puing-puing reruntuhan rumah. Untuk semnetara waktu, pemilik rumah terpaksa harus mengungsi di rumah milik saudaranya.

“Kampung Siaga Bencana (KSB) juga sudah memberikan bantuan logistik,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul, Sutaryono mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan saat awal musim penghujan. Musim pancaroba biasanya cukup rawan bencana alam, terutama angin puting beliung dan tanah longsor.

“Kita minta masyarakat mulai meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di lokasi rawan bencana,” ucapnya.

Untuk menghadapi musim penghujan ini, BPBD Kabupaten Gunungkidul juga menyiagakan seluruh anggota tagana, dan menerapkan sistem piket bagi anggotanya untuk mengantisipasi jika terjadi bencana alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya