SOLOPOS.COM - Latihan rutin selalu digelar oleh komunitas keroncong dan hip hop, Ras of Nation setiap Kamis malam di Sangkrah, Pasar Kliwon. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Musik keroncong yang menjadikan nama Kota Solo harum berkat lagu Bengawan Solo gubahan Gesang, saat ini cenderung kurang digemari anak muda. Di tengah gempuran penyanyi dari luar negeri, Ras of Nation berjuang melestarikan sehingga digemari pula oleh kalangan muda usia.

Kondisi ini yang kemudian menggugah kreativitas sekelompok anak muda penggemar musik hip hop di Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo untuk menggandeng seniman keroncong di daerah tersebut untuk memadukan aliran musik keroncong dengan hip hop yang notabene berasal dari luar negeri. Aktivitas mereka diwujudkan dengan membentuk komunitas bernama Ras of Nation.

Menurut Andre Da Bing Bang, Ketua Komunitas Ras of Nation, selama ini musik keroncong sering kali diidentikan musik para orang tua. Lantas bagaimana caranya agar anak muda bisa tertarik dengan musik keroncong. “Kami gabungkan atau melakukan kolaborasi musik keroncong dengan hip hop agar lebih menarik dan bisa digemari anak muda. Setidaknya tetap melestarikan musik asli bangsa Indonesia,” tutur Ander kepada Solopos.com, belum lama ini.

Selain mengangkat musik lokal yakni keroncong, menurut anggota Ras of Nation Febry Child Goat, komunitas tersebut beranggotakan tidak hanya orang Solo dan namun juga dari luar Jawa, yakni Riau, yakni Bayu S.

“Itu menunjukan komunitas ini tidak membedakan suku sesuai namanya, Ras of Nation. Selain itu, lirik lagu-lagu yang kita buat untuk kolaborasi keroncong dan hip hop, berasal dari bahasa Jawa, Riau dan Indonesia,” papar Febry kepada Solopos.com, di Sangkrah, beberapa waktu lalu.

Sedang menurut Lik Wondo, seniman keroncong dari Ben Gadon Wae Sangkrah Solo (BGWSS) yang juga anggota Ras of Nation, penggabungan keroncong dengan hip hop menunjukkan komunitas tersebut ingin melestarikan budaya sendiri.

“Karena dikolaborasikan dengan musik hip hop, otomatis anak muda pun ketika mendengarkan jadi tertarik dengan musik keroncong. Sehingga musik keroncong bisa diterima dan digemari di kalangan anak muda,” ujar Lik Wondo kepada Solopos.com, di Sangkrah, Pasar Kliwon, belum lama ini.

Tidak hanya itu, ditambahkan Febry, lagu-lagu yang diciptakan Ras of Nation liriknya syarat dengan kritik sosial namun juga mengenalkan budaya yang ada. Ini tentunya terkait dengan kebangsaan, di mana masyarakat pun berhak mengkritisi kondisi sosial yang ada melalui kolaborasi musik keroncong dan hip hop.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya