SOLOPOS.COM - Dua orang petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke arah sumber api yang melalap rumah milik Kusmanto, warga Dukuh/Desa Bonagung RT 024, Tanon Sragen, Senin (2/7/2012) sore. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Dua orang petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke arah sumber api yang melalap rumah milik Kusmanto, warga Dukuh/Desa Bonagung RT 024, Tanon Sragen, Senin (2/7/2012) sore. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Pipi, 10, duduk di teras rumah tetangga yang terletak di sebelah selatan rumahnya. Matanya berlinang air mata. Beberapa kali tangan kanannya mengusap air mata yang terus mengalir. Beberapa orang ibu berusaha menenangkan bocah yang baru duduk di bangku Kelas III SDN 1 Bonagung, Tanon itu. Anak itu hanya bisa menangis melihat rumahnya luluh lantak dilalap si jago merah, Senin (2/7/2012) siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia tak bisa bicara karena sangat terguncang. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu ditinggal orangtuanya, Kusmanto dan istrinya, pergi ke rumah saudara yang tengah hajatan. Pipi hanya ditemani budenya, Sugiyem, 56. Saat api melalap rumahnya yang terletak di Dukuh/Desa Bonagung RT 024, Tanon, Sragen sekitar pukul 13.15 WIB, bocah itu kebetulan tengah bermain di rumah tetangga. Setibanya di rumah, dia hanya menangis karena tak ada orang yang bisa dimintai bantuan.

Dua orang warga yang menjemur gabah di sawah sekitar 100 meter dari rumah korban bergegas mendatangi sumber asap yang mengepul ke udara. Udin dan Sarono berlari menyelamatkan seekor kambing dan tiga ekor burung di rumah itu. “Saya baru mencari daun singkong untuk pakan kambing sebentar. Setelah pulang, rumah sudah ludes tak tersisa. Api itu cepat melalap rumah ini. Untungnya Pipi tak ada di rumah, jadi dia selamat,” ujar Sugiyem kepada Solopos.com.

Sekitar pukul 13.45 WIB, dua unit truk pemadam kebakaran dari Sragen datang. Para petugas pemadam pun langsung berupaya memadamkan api. Kondisi rumah sudah rata tanah. Puluhan warga pun berdatangan, berkerumun melihat aktivitas empat orang petugas pemadam yang menyemprotkan air ke sumber api. “Api itu datang dari rumah bagian belakang. Saya melihat asap pertama dari belakang rumah dan merembet ke bagian rumah lainnya dengan cepat. Karena lokasi rumah ini di pinggir sawah, jadi api cepat merembet karena tiupan angin,” tambah Citro Mulyo, 60, tetangga korban.

Tak ada yang mengetahui persis penyebab kebakaran itu. Citro berkeyakinan kebakaran itu disebabkan oleh arus pendek alias korseleting listrik. Menurut dia, korban tak memiliki kompor gas dan rumah dalam kondisi kosong. Sugiyem, saudara korban pun, menurut Citro, juga tak biasa memasak.

Kepala Desa Bonagung, Sarwoko, mengaku mendapatkan informasi kebakaran dari bayan setempat, Ny Poni. Dia jugalah yang menghubungi petugas pemadam kebakaran. Dia juga belum mengetahui penyebab kebaran itu. Kapolsek Tanon, AKP Marsudi, pun belum bisa dimintai keterangan seputar masalah kebakaran itu karena belum melakukan pemeriksaan saksi dan mengidentifikasi kejadian. Polisi memasang police line di lingkungtan rumah korban untuk kepentingan penyelidikan. Berdasarkan keterangan sejumlah warga, kerugian material akibat kebakaran itu diperkirakan setara dengan tiga unit rumah, yakni mencapai puluhan juta rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya