SOLOPOS.COM - Putri bungsu mantan Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Hastuti atau Mbak Tutut bersama adik seibu mantan Presiden Soeharto, Probosutedjo bersama Menkokesra Agung Laksono, Mendikbud Muhammad Nuh, dan Menhan Purnomo Yusgiantoro melihat sejumlah koleksi pada Memorial Jenderal Besar H.M Soeharto di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo Kecamatan Sedayu, Bantul, Sabtu (8/6/2013). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Putri bungsu mantan Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Hastuti atau Mbak Tutut bersama adik seibu mantan Presiden Soeharto, Probosutedjo bersama Menkokesra Agung Laksono, Mendikbud Muhammad Nuh, dan Menhan Purnomo Yusgiantoro melihat sejumlah koleksi pada Memorial Jenderal Besar H.M Soeharto di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo Kecamatan Sedayu, Bantul, Sabtu (8/6/2013). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

BANTUL—Museum pengenang atau Memorabilia bekas Presiden ke-2 RI Soeharto diresmikan di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu Bantul, tempat kelahiran pemimpin Orde Baru tersebut, Sabtu (8/6). Masyarakat diminta tak hanyut dengan romantisme Orde Baru yang sarat kontroversi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Museum diresmikan keluarga Cendana yang merupakan keluarga besar Soeharto bertepatan dengan hari lahir sang pemimpin Orde Baru pada 8 Juni. Anak-anak Soeharto diantaranya Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut dan Titiek Soeharto yang kini terjun sebagai caleg DPR RI Dapil DIY, juga ikut hadir menyaksikan peresmian museum pemimpin kontroversi yang ditengarai berada dibalik tragedi Hak Asasi Manusia (HAM) selama 32 tahun berkuasa tersebut.

Bangunan Museum terdiri dari Joglo seluas 600 meter persegi, rumah Notosudiro (eyang buyut Soeharto) seluas 475 meter persegi, rumah Admosudiro (eyang Soeharto) seluas 250 meter persegi serta petilasan tempat lahir Soeharto seluas 63 meter persegi.

Adik Soeharto, Probosutedjo mengatakan, memorial tersebut bertujuan untuk mengenang jasa-jasa Soeharto. “Untuk mengenang jasa-jasa Soeharto kepada bangsa dan negara,” kata Probosutedjo. Probo mengisahkan, Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah, keluarga petani desa yang tidak memiliki sejengkal tanah sawah. Tapi tak disangka, Soeharto justru menjadi Bapak Pembangunan dan Presiden RI.

Sosiolog UGM Arie Sudjito mengingatkan warga untuk tetap kritis akan sejarah kelam masa kepemimpinan Soeharto. Sebab bila masyarakat hanya terhanyut romantisme masa Soeharto justru menurutnya kemunduran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya