SOLOPOS.COM - Museum Radya Pustaka (JIBI/Solopos/Dok)

Museum Radya Pustaka (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO – Museum Radya Pustaka Solo dipastikan direnovasi tahun ini. Hal itu menyusul adanya kepastian dana bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) senilai Rp6 miliar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Informasi tersebut dikemukakan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, seusai menerima kedatangan salah satu pejabat dari Kemendikbud, Jumat (29/6/2012). Pejabat itu sendiri menunjukkan keengganan untuk diwawancarai. Saat keluar dari ruang kerja Sekda, pejabat yang hanya mau menyebut dirinya dengan nama Dani itu buru-buru keluar bersama beberapa orang. Dia mengaku harus segera menuju masjid untuk salat Jumat lalu berjalan menuju mobilnya.

Dari keterangan Sekda, Kemendikbud sudah mengalokasikan dana dalam daftar isian penggunaan anggaran (DIPA) tahun 2012 senilai Rp6 miliar untuk Museum Radya Pustaka. “Yang tadi ke sini itu dari Kemendikbud. Kasubid apa saya tidak hapal. Intinya pada tahun ini ada bantuan untuk Radya Pustaka senilai Rp6 miliar. Sudah ada di DIPA jadi mestinya sudah pasti tahun ini,” jelas Budi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, dari dana bantuan itu direncanakan ada dua kegiatan yang dilelang. Pertama, lelang konsultan desain bangunan, dan kedua, lelang pengerjaan fisik. Meski dananya dari pusat, Budi mengatakan, kedua kegiatan lelang itu akan digelar di Solo. Selain untuk mempertahankan bangunan-bangunan yang ada saat ini, Budi menambahkan, sesuai rencana desain yang disusun sebelumnya, dari dana itu juga akan dipakai untuk menambah bangunan gudang.

Ditanya soal status lahan Sriwedari yang masih sengketa dan berpotensi mengganggu kegiatan renovasi itu, Budi mengaku sudah menyampaikan hal tersebut ke pegawai dari Kemendikbud itu. Namun, menurutnya, hal itu tidak masalah karena yang dikerjakan hanya renovasi, bukan membuat bangunan.

Museum Radya Pustaka memang sudah lama direncanakan akan direnovasi, terutama terkait manajemen penataannya serta masih banyaknya benda-benda koleksi yang belum mendapat tempat di dalam museum. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sebelumnya juga sempat membuat detail engineering design (DED).

“Ya nanti DED itu harus direvisi karena waktu itu DED tersebut disusun dengan asumsi dana hanya Rp1 miliar. Sementara bantuannya nanti Rp6 miliar” ujar Widdi. Menurut Widdi, hal yang mendesak untuk dilakukan di museum tertua di Indonesia itu adalah manajemen penataan koleksinya agar benar-benar menjadi memorabilia bagi pengunjung. Harapannya, pengunjung yang masuk museum bisa mendapatkan kesan masa lampau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya