SOLOPOS.COM - Pengunjung Museum Gunung Merapi (MGM) mendengar penjelasan pemandu wisata di sekitar diorama Gunung Merapi, Kamis (26/11/2015). (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Museum Gunung Merapi meningkatkan fasilitas dan target kunjungan menjadi 190.000 pengunjung

Harianjogja.com, SLEMAN- Museum Gunung Merapi (MGM) siap menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2015. Pihak pengelola menargetkan kunjungan hingga akhir tahun sebesar 190.000 pengunjung. Target tersebut naik dari jumlah kunjungan 2014.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala UPT MGM, Suharno, mengatakan pada 2014 jumlah kunjungan mencapai 153.000 orang. Tahun ini pihaknya optimis menembus target 190.000 karena hingga Oktober sudah mencapai 170.000 kunjungan.

“November ini saja sudah 15.000. Kami optimis pada akhir tahun nanti bisa mencapai target,” kata Harno, Kamis (26/11/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mencatat, kunjungan MGM setiap harinya mencapai 600 orang. Saat hari libur bisa mencapai 1.000 hingga 1.500 orang. Harno mengatakan tren kunjungan MGM selalu naik. Salah satu penyebabnya adalah adanya wajib kunjung museum bagi pelajar.

Ia mengatakan, MGM telah menambah fasilitas untuk menyambut pengunjung museum yang diperkirakan meningkat pada Bulan Desember. Pengelola telah membangun gazebo, kios makanan dan penambahan toilet.

Sementara untuk koleksi museum tidak ada penambahan. Seperti diorama gempa bumi belum bisa diperbaiki karena terkendala biaya operasional tinggi. “Kemungkinan baru tahun depan,” jelas dia.

Salah satu pemandu wisata MGM, Dwi Handayani, mengungkapkan dari koleksi di lantai satu dan dua, diorama Gunung Merapi paling menyedot perhatian pengunjung.

Pengunjung dapat langsung menyaksikan diorama yang dilengkapi dengan narasi berbahasa Indonesia dan Inggris di dekat pintu masuk MGM. Diorama tersebut menceritakan erupsi Merapi tahun 1969, 1994 dan 2006. “Mau ditambahi 2010 atau tidak, kami belum tahu,” kata Dwi.

Peta sebaran gunung api aktif dunia juga menjadi daya tarik kedua setelah diorama Erupsi Merapi. Hanya dengan tiket Rp5.000, pengunjung bisa memperoleh pengetahuan seputar kegunungapian bahkan sampai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.

Pada lantai dua, pengunjung disuguhkan koleksi pemantauan Gunung Merapi, mulai dari pemantauan visual, kimia, deformasi hingga seismik. Sejarah letusan Merapi dari 1791 hingga 2006 dipajang secara berurutan sebagai sarana edukasi bagi anak-anak, kaum muda dan keluarga.

“Bagi yang ingin menyaksikan film seputar Erupsi Merapi 2010, disediakan ruang film dengan tiket Rp5.000,” jelasnya.

Film menceritakan kehidupan masyarakat Cangkringan sebelum erupsi, proses alam jelang Merapi erupsi, Mbah Maridjan sebagai juru kunci yang terkena awan panas hingga kehidupan budaya masyarakat sekitar lereng Merapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya