SOLOPOS.COM - Anto Budi Wibowo, Seorang warga Dusun Potrobayan, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul menunjukkan lokasi rencana pembangunan museum gempa yang berada di dekat rumahnya. Kamis, (10/11/2016) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Museum Gempa Bantul akan dibangun di Dusun Potrobayan.

Harianjogja.com, BANTUL — Pembangunan museum gempa di dekat titik pusat gempa 2006, Dusun Potrobayan, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong rencananya akan segera dimulai pada 2017 mendatang. Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul kini sedang dalam proses penyusunan detail desain perencanaanya.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Pelaksana Harian Kepala BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengatakan kini pihaknya masih dalam proses penyusunan detail desain perencanaan museum.

“Sedang kami susun layout dan desain desain perencanaanya.  Hasill dari kajian yang kami susun itu nanti akan kami ajukan ke Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dan Pemerintah Pusat,” jelasnya, Kamis (10/11/2016).

Pembangunan museum gempa kata Dwi tidak hanya sebagai sebuah monumen yang mengingatkan kejadian gempa hebat 10 tahun lalu itu. Namun menurutnya juga sebagai upaya untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai kebencanaan. Lanjutnya lagi, agar masyarakat dapat lebih arif dan bijaksana dalam mengahadapi sebuah bencana.

Mengenai rencana layoutnya pembangunaya, Dwi menjelakan nantinya di museum akan diberi  semacam replikaa sejarah perjalanan gempa. Sedangkan di dalam bangunan museum nantinya akan ada film-film cerita pendek yang berisi tentang bencana gempa maupun bencana lainya, yang berfungsi sebagai bahan edukasi masyarakat.

“Setelah mereka melihat foto-foto dan replika lalu mereka bisa melihat film” ujarnya.

Sementara itu saat ditanya lebih lanjut mengenai rencana pembangunan. Dia belum dapat menjawab mengenai berapa luasan lahan yang akan digunakan. Kata dia lahan yang sekarang ini tersedia di Dusun Potrobayan tersebut merupakan status kepemilikanya milik negara.

“Belum tahu berapa luasnya pasti, yang jelas kami akan memaksimalkan yang ada,” ujarnya.

Pembangunanya pun kata dia akan menyesuaikan situasi kondisi lahan yang ada, dengan menyesuaikan topografi wilayah karena memang tempatnya miring. Yang jelas kata dia hanya akan memanfaatkan tanah miliki negara yang selama ini sudah ada. Pihaknya akan berusaha menghindari penggunaan tanah warga yang memang telah memiliki hak milik.

Selain itu mengenai kebutuhan anggaran yang diperlukan, dia pun belum dapat menentukan. Dia belum dapat menghitung, estimasi anggaran yang diperlukan menurutnya akan cukup besar. Sehingga  jika hanya mengandalkan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bantul diperkirakanya akan memiliki progres yang lama.

“Kami akan berusaha mendapatkan pendanaanya juga berasal dari Pemda DIY dan Pemerintah Pusat. Sehingga harapan Bantul memiliki museum gempa akan segera terwujud,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya