SOLOPOS.COM - Museum Nasional atau lebih populer dengan sebutan Museum Gajah, Jakarta. (flickr.com/ilustrasi)

Solopos.com, JAKARTA — Museum Nasional atau yang lebih populer disebut Museum Gajah untuk kesekian kali kebobolan. Sejumlah koleksi emas dari masa kejayaan Dinasti Mataram Kuno dan Kerajaan Majapahit yang tersimpan di ruangan khusus raib.

Pengelola museum mengaku mengetahui hilangnya benda cagar budaya bernilai ekonomi tinggi itu Rabu (11/9/2013) sekitar pukul 09.10 WIB, namun baru Kamis (12/9/2013) dilaporkan ke Polsek Gambir. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan, saat jumpa pers di Museum Gajah, Kamis, berkilah pihaknya terlebih dulu melakukan penyelidikan internal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kejadian itu diketahui karena sedang terjadi pergantian satpam. Saat dilakukan pengecekan, baru diketahui empat lempengan emas itu hilang,” kata Kacung sebagaimana dikutip Merdeka.com. Setelah diketahui ada barang yang hilang, sambungnya, petugas keamanan langsung melapor ke pengelola.

Ekspedisi Mudik 2024

Mereka, masih menurut Kacung, kemudian melakukan penyelidikan internal. “Untuk mencari dugaan disimpan atau ditaruh di tempat lain. Karena saat bersamaan pihak Museum Nasional sedang melakukan pemotretan pada benda-benda peninggalan sejarah tersebut untuk kepentingan museum,” jelasnya.

Saat penyelidikan berlanjut ke lokasi penyimpanan, ditemukan pintu ruangan dan etalase terdapat bekas telah dibuka paksa. Kendati setiap lantai di Museum Nasional diawasi dengan kamera close circuit television (CCTV), namun Kacung di hadapan pers menyatakan saat kejadian itu kamera CCTV di ruangan sasaran pencurian mati.

Koleksi emas di Museum Nasional ditempatkan di Ruang Khasanah Emas yang berada di lantai ke-2 Gedung A. Ruangan itu diamankan secara khusus dibandingkan ruangan lain. Bahkan ruangan itu, menurut catatan Solopos.com, tak dibuka sepanjang waktu.

Kacung pun mengakui, untuk memasuki Ruang Khasanah Emas itu tamu harus mestinya harus memasuki tiga lapis pengamanan. Meskipun pencuri berhasil membobol Ruang Khasanah Emas, hanya satu etalase yang dijarah, yakni etalase di sebelah kiri ruangan.

Portal aneka berita Detikcom mencatat pencurian itu bukan kali pertama terjadi di museum itu. Sejak tahun 1961, setidaknya sudah 3 kali terjadi pembobolan tempat penyimpanan benda-benda cagar budaya yang dianggap bernilai sejarah tertinggi di Indonesia itu. Setelah pencurian oleh perampok legendaris, Kusni Kasdut tahun 1961, selama kurun 1990-an sudah terjadi 2 kali pencurian.

“Ini ketiga. Pertama kehilangan keramik tahun 92-an, juga pernah hilang dan enggak kembali,” ungkap Direktur Museum Nasional Intan Mardiana di Museum Nasional, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Intan menambahkan, museum itu juga pernah dicuri koleksi lukisannya. Kali ini melibatkan orang dalam. “Lalu lukisan Basuki Abdullah tahun 1996, tapi pelakunya ditangkap dan barang kembali. Dan ternyata itu kerja sama sama orang dalam. Dan tahun ini, ini yang ketiga kalinya,” jelas dia.

Apakah pencurian kali ini juga melibatkan orang dalam? Hal itu menurut Intan Mardiana masih diselidiki polisi. “Kan masih penyelidikan polisi. Jadi kalau ada kecurigaan orang dalam, itu yang sedang diselidiki,” kata Intan.

Benda yang hilang dari Museum Gajah kali ini adalah 4 artefak emas dari abad X, yakni era Dinasti Mataram Hindu, serta artefak emas dari masa jaya Kerajaan Majapahit. Keempat artefak itu adalah lempengan naga berbentuk serpihan emas dengan panjang 5,6 cm dan lebar 5 cm, lalu lempengan bulan sabit beraksara dengan ukuran panjang 8 cm dan lebar 5,5 cm, kemudian lempengan Harihara dengan panjang 10,5 cm dan lebar 3,5 cm, dan terakhir cepuk berdiameter 6,5 cm dengan tinggi 6,5 cm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya