SOLOPOS.COM - Camat Gondangrejo, Suhardi, meninjau bangunan Museum Dayu di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (21/5/2013). Museum purbakala pertama di Karanganyar itu rencananya diresmikan pada 2014. ( Tri Indriawati/JIBI/SOLOPOS)


Camat Gondangrejo, Suhardi, meninjau bangunan Museum Dayu di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (21/5/2013). Museum purbakala pertama di Karanganyar itu rencananya diresmikan pada 2014. (
Tri Indriawati/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR–Pembangunan museum purbakala di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, ditargetkan rampung pada pengujung 2013. Museum yang didirikan di tempat penemuan fosil gading gajah belasan tahun silam itu dapat mulai dinikmati wisatawan pada 2014.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hingga saat ini, pembangunan Museum Dayu telah memasuki tahap kedua dengan nilai kontrak sekitar Rp15,5 miliar. Fondasi dan bangunan awal museum telah rampung dikerjakan pada awal 2013. Selanjutnya, PT Trisna Karya, sebagai pemenang tender pembangunan tahap kedua diberi tenggat hingga 1 Desember 2013 untuk merampungkan seluruh bangunan serta akses jalan menuju museum.

“Kami dikasih waktu 210 hari untuk penyerahan pertama, jadi 1 Desember sudah jatuh tempo. Kalau penyerahan kedua pada 31 Mei 2014. Tapi akhir tahun ini semuanya sudah harus klir,” terang Penanggung Jawab Lapangan PT Trisna Karya, Irmansyah, saat di temui Solopos.com di Desa Dayu, Selasa (21/5/2013).

Menurut Irman, saat ini para pekerja tengah fokus membangun akses jalan menuju museum. Sementara itu, pembangunan gedung museum belum dilanjutkan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, kerangka bangunan museum telah berdiri kokoh di tengah area persawahan Desa Dayu. Terowongan di bawah museum masih tergenang air karena letak persis di samping sungai.

Camat Gondangrejo, Suhardi, mengungkapkan museum itu bakal dikonsep layaknya Museum Sangiran, tapi dalam ukuran yang lebih kecil. “Nanti akan dilengkapi diorama, ruang pameran dan studio, ya sama seperti Sangiran. Koleksi purbakala yang ditemukan di desa ini, yang sekarang di simpan di Sangiran juga akan di pindah ke Museum Dayu,” ujar dia.

Namun, Suhardi mengaku tidak tahu menahu ihwal pelaksanaan pembangunan lantaran seluruh kebijakan berada di tangan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Pusat. Pihaknya hanya mendapat surat pemberitahuan dari BP3 tentang rencana pembangunan Museum Dayu. “Saya kan hanya tuan rumah, kalau yang punya kerja itu pusat, nanti seluruh pengelolaan juga di tangan pusat,” ungkapnya.

Kendati tidak memiliki wewenang dalam pengelolaan, Suhardi merasa senang dengan pendirian museum purbakala di desa itu. Menurutnya, keberadaan museum itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Museum Dayu dipercaya mampu merubah kondisi desa gersang itu menjadi kawasan wisata yang maju.

Oleh sebab itu, dia berniat membekali warga Dayu dengan keterampilan supaya dapat menghasilkan cenderamata yang dapat dijual kepada wisatawan.  “Nanti juga akan ada pembinaan usaha kuliner khas daerah Dayu, kami juga akan memberi pelatihan Bahasa Inggris untuk masyarakat sekitar supaya Dayu bisa berkembang menjadi desa wisata seperti di Bali,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya