SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menolak dicalonkan lagi sebagai Ketua PSSI Solo. JIBI/Dok

Muscab PSSI Solo yang sebentar lagi akan digelar, tak akan lagi diikuti oleh mantan Ketua PSSI Solo FX Hadi Rudytmo.

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk tidak lagi menjabat sebagai ketua umum (ketum) PSSI Kota Solo periode 2014-2018. Ia pun menolak jika nantinya akan kembali dicalonkan sebagai ketum pada Muscab PSSI Kota Solo di Gedung DPRD Kota Solo, Minggu (11/1/2015).

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Sejak jauh-jauh hari, Rudy, sapaan wali kota, memang sudah menyatakan keinginannya untuk tidak lagi memangku jabatan sebagai ketum dalam induk organisasi sepak bola Kota Bengawan. Meski demikian, keputusan Rudy ini bertentangan dengan keinginan sebagian besar para anggota PSSI Kota Solo, yang terdiri dari 26 klub internal.

Bahkan, beberapa hari jelang pelaksanaan muscab, para pengurus dan perwakilan dari 26 klub internal, yang memiliki hak suara dalam muscab ini pun siap melakukan negosiasi dengan Rudy. Mereka akan membujuk Rudy agar mengubah pendiriannya dan mau kembali memimpin PSSI Kota Solo, empat tahun ke depan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya itu sudah bilang dari awal cari calon yang lain saja. Jangan saya. Cari ketua umum yang tidak memiliki kewajiban besar di bidang lain. Ketum itu nantinya harus punya komitmen yang besar dan bersungguh-sungguh memajukan sepak bola Kota Solo. Kalau bisa jangan dari pemerintahan dan punya ekonomi yang mapan,” ujar Rudy saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Kamis (8/1).

Selain ingin fokus dalam pekerjaannya sebagai wali kota, Rudy memiliki beberapa alasan lain menolak jabatan ketum. Beberapa alasan itu di antaranya adalah surat edaran (SE) Mendagri tahun 2012 No. 800/148/sj tertanggal 17 Januari 2012, yang melarang pejabat pemerintahan baik di daerah tingkat I dan II untuk memimpin organisasi olahraga, terutama PSSI.

Selain itu, ia juga menolak jabatan sebagai Ketum PSSI Kota Solo karena posisi itu seringkali dipolitisasi oleh beberapa pihak. Ia mencontohkan saat beberapa titik di Wilayah Soloraya terpampang spanduk bertuliskan,”Persis bukan Perjuangan”, beberapa waktu lalu. Tulisan-tulisan yang tertempel seusai Persis gagal melaju ke babak empat besar Divisi Utama, akhir November lalu itu, membuatnya marah dan enggan berurusan lagi dengan sepak bola Kota Solo.

“Saya sangat marah dengan tulisan itu. Yang punya “perjuangan” [PDI Perjuangan] kan saya. Saya merasa dipolitisasi,” beber Rudy.

Bantu pembinaan
Meski tidak ingin lagi menjabat sebagai ketum, Rudy mengaku tetap siap membantu pembinaan sepak bola di Kota Solo. Hal ini pun seakan menjadi jawaban atas kekhawatiran beberapa pengurus PSSI Kota Solo yang takut tidak mendapat dukungan Pemkot, terkait sarana dan prasarana untuk membina para atletnya jika Rudy tidak lagi menjabat ketum.

“Pemkot tetap akan membantu. Seumpama soal lapangan, nanti kalau Persis mau menggunakan lapangan bertanding atau latihan, kami siap mengratiskan sewanya. Persis itukan milik Kota Solo, jadi sudah seharusnya jika Pemkot ikut membantu,” beber pria berkumis itu.

Meski demikian, pernyataan Rudy ini tetap tidak akan membuat para pengurus PSSI Kota Solo dan 26 klub internal patah arang. Mereka tetap akan membujuk Rudy agar mau kembali memimpin PSSI Kota Solo.

Bahkan langkah-langkah untuk meminang Rudy ini telah dilakukan para pengurus dan 26 klub dengan menemui Rudy di Rumdin Wali Kota, Loji Gandrung, Kamis malam.

“Beliau memang sudah menyatakan tidak mau. Tapi kalau orang banyak ini yang meminta, masak bapaknya mboten kerso?” ujar salah satu pengurus PSSI Kota Solo yang enggan disebutkan namanya kepada Espos, Kamis sore. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya