SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pemandangan berbeda kini muncul ketika memasuki kawasan Alun-alun Selatan. Perbedaan terasa apabila sekitar tiga tahun silam kerlap-kerlip lampu sepeda berjalan memadati jalanan Alun-alun menjelang petang.
   
Kondisi itu tentu menjadi hiasan sekaligus daya tarik wisata Kota Jogja. Murjiyo, 53, warga Kecamatan Kraton, Jogja, merupakan salah satu orang yang patut berbangga hati atas kondisi itu karena dari kepala ayah dua orang anak inilah kini Alun-alun Selatan menjadi meriah sekaligus dikangeni banyak pasang mata.
   
Ditemui dikediamannya, Sabtu (16/7), Murjiyo asyik dengan kegiatan sehari-harinya, mengotak atik mesin dan rangka besi. Lelaki tamatan sekolah dasar ini tampaknya terlanjur mencintai dunia mekanik. Tak heran jika separuh perjalanan hidupnya diabdikan untuk dunia mekanik.
   
Mulai dari membuat sepeda bermesin, memodifikasi sepeda motor sampai membuat sepeda motor gede berhasil dilakukannya. Lelaki sederhana ini bahkan beberapa kali tercatat di sejumlah media khusus otomotif karena kreativitasnya. Sampai saat ini kreasi sepeda bermesin yang dibuatnya berjumlah 63 unit, kreasi sepeda tanpa mesin tercatat sebanyak 43 unit dan beberapa sepeda tandem.
   
Awal mula membuat kreasi sepeda tandem diakui Murjiyo bermula dari iseng. Tanpa kesengajaan, kebiasaan usilnya dengan rangka rangka besi berhasil membuat satu sepeda tandem. Sepeda tandem pertama dibuatnya sekitar 2009 lalu.
   
Sejumlah tetangga tertarik terlebih melihat peluang bisnis di Alun-alun Selatan. Murjiyo pun menerima pesanan pembuatan. Kini, Murjiyo dibantu beberapa orang kerabat dan anak-anaknya untuk memproduksi sepeda-sepeda dan becak goes. Sejumlah tetangganya bahkan memproduksi sepeda dan becak goes hasil belajar dari sosok Murjiyo.
   
Murjiyo beranggapan kemampuannya itu menjadi syukur sehingga berbagi kemampuan merupakan sebuah ungkapan rasa syukur. “Tidak masalah sekarang banyak yang ikut membuatnya. Itu kan hanya ungkapan syukur saja,” tuturnya lugu.
   
Dengan kepasrahannya itu, Murjiyo justru kembali diantarkan pada jalan keberhasilan. Awal tahun lalu kreativitasnya dilirik pengembang wisata dari Manado dan Kalimantan. 20 unit sepeda lebih hasil kreasinya diborong untuk pengembangan wisata di dua daerah tersebut.
   
Rasa senang tentu tak dapat dipungkiri Murjiyo yang penah bekerja sebagai tenaga lapangan Dinas Pembangunan Umum dan sopir kepala PN di Lampung ini. Kata Murjiyo semakin semangat tatkala menceritakan hasil peneliti ekonomi dari UGM yang menyimpulkan peredaran uang sampai Rp200 juta setiap malam. “Saya senang juga dulu pernah ada peneliti ekonomi dari UGM menyatakan perputaran ekonomi di Alun-alun Selatan sampai Rp200 juta. Mungkin salah satunya karena keberadaan sepeda ini juga,” katanya.
   
Satu hal yang menarik dari Murjiyo yakni dalam proses pembuatan sepeda tidak pernah membuat desain. Kepada Harian Jogja dia mengaku tidak bisa mengambar desain. “Desainnya ya dikepala saja. Saya enggak pernah gambar desain,” ujarnya.(Wartawan Harian Jogja/Rina Wijayanti)

HARJO CETAK

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya