SOLOPOS.COM - Konselor Polres Sukoharjo bersama Polwan memberikan trauma healing di TK Kemala Bhayangkari 93, Senin (26/9/2022) usai adanya ledakan di Asrama Polisi Brimob Arumbara Jl Larasati No AA 12, Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo, Minggu (25/9/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Ledakan di Asrama Polisi (Aspol) Brimob Arumbara Jl Larasati No AA 12, Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo, Minggu (25/9/2022) menyisakan trauma.

Salah satunya seorang siswi SMP, N, tetangga korban yang berjarak empat rumah dari lokasi ledakan. Siswi SMP tersebut menangis saat berada di sekolah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Siswi N mengaku masih merasakan trauma ledakan yang terjadi Minggu (25/9/2022) malam itu. Konselor Polres Sukoharjo turun tangan melakukan trauma healing di TK Kemala Bhayangkari 93, Senin (26/9/2022).

Orang tua korban, TR mengatakan saat kejadian sang putri pertamanya itu sedang berada di rumah sendirian. Sang ayah berada di Colomadu, Karanganyar, sedangkan sang ibu beserta kedua adiknya sedang pergi ke toko retail berjarak 2 kilometer dari rumah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya merasa menyesal sekali karena ninggal anak saya di rumah, pada saat itu saya juga mendengar ledakan saya pikir trafo listrik yang meledak. Pas saya pulang ke rumah di gang sudah ramai, di kamar, anak saya [N] sudah ngewel [gemetaran], posisi HP saya silent tidak mendengar ada telepon,” terang TR saat ditemui di lokasi TK.

Baca juga: Gibran Pastikan Solo Aman, Tak Terpengaruh Ledakan di Aspol Grogol Sukoharjo

Sang putri dan suaminya sempat menghubungi TR saat dia pergi mengantarkan anaknya membeli alat tulis itu. Namun dia tak sempat mendengar dering teleponnya karena dia senyapkan.

Pada saat kejadian N sedang belajar sehingga tidak ingin ikut sang ibu pergi bersama adiknya.

“Begitu anak saya sudah mendapat peralatan saya langsung pulang. [N] sempat ditolong tetangga saya juga. Saya sempat minta N untuk keluar rumah sebentar [saat kejadian untuk melihat situasi] tapi dia tidak mau, takut katanya. Semalam juga tidak bisa tidur,” terang TR.

TR sempat mengira anaknya sudah kembali normal saat di pagi hari dia bersiap pergi ke sekolah.

Namun saat di sekolah N diketahui sempat menangis karena mangingat kejadian semalam. N juga tak ikut upacara di Senin pagi itu. Usai kejadian itu wali kelas N menghubungi TR.

Baca juga: Dirawat di RSDM Solo, Polisi Korban Ledakan di Aspol Grogol Terluka Bakar 70%

TR membujuk sang anak untuk pulang ke rumah, namun dia sempat menolak karena tidak mau ketinggalan pelajaran.

Setelah sempat dibujuk akhirnya N kembali bersama orang tuanya dan turut serta ke TK Kemala Bhayangkari 93, bersama beberapa anak lain untuk menjalani trauma healing.

“Saya juga tidak tahu kalau mau ada kejadian seperti itu, saya menyesal sekali ninggal anak saya di rumah sendirian,” ujar TR sembari menahan tangisnya.

Di lokasi TK tersebut N bersama anak-anak lain berusia balita hingga siswa-siswi TK setempat mendapatkan trauma healing dari Polres Sukoharjo.

Sementara itu, Konselor Polres Sukoharjo, Bripka Yoki Permana mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan meminta TR selalu mendampingi N.

Baca juga: Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo Bukan Teror Bom, tapi Bubuk Mercon

Bripka Yoki memberikan pesan untuk TR agar tidak menunjukkan ketakutan akibat ledakan semalam di hadapan N.

“Traumatik paskakejadian kemarin [ledakan Minggu malam] kita tidak pernah tahu, orang tua harus masuk [mendampingi sang anak]. Pendampingan orang tua harus khusus. Sekiranya ada suara keras kok takut, kok ndelik [sembunyi], kok nangis dan lain sebagainya harus ada perhatian lebih,” terang Bripka Yoki.

Menurut Bripka Yoki jika tidak diperhatikan dampak traumatis tersebut akan berdampak jangka panjang.

Dia juga mengatakan anak-anak seusia TK ataupun balita lebih baik tidak diberi tahu detail kejadian semalam jike mereka menanyakan. Orang tua berperan penting menanamkan memori baik pada anak.

“Kami melakukan petolongan pertama psikologis, sejauh mana paska kejadian semalam yang anak-anak dihadapkan dengan ledakan keras. Kami berusaha membangkitkan kembali semangat anak-anak untuk bersekolah. Soal N nanti coba kami gali lagi,” terang Bripka Yoki.

Baca juga: Polisi Periksa 7 Saksi Ledakan di Asrama Polisi Grogol Sukoharjo



Sementara Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi dalam rilis yang diterima Solopos.com Senin (26/9/2022)  menegaskan, ledakan di dekat asrama polisi Grogol tersebut dipastikan tidak terkait aksi terorisme.

Sample barang bukti sudah diamankan dan sisanya dilakukan disposal atau dimusnahkan.

Kepolisian hingga saat ini telah memeriksa tujuh saksi terkait ledakan paket berisi bahan petasan di Asrama Polisi, Telukan, Grogol, Kabupaten Sukoharjo itu. Saksi-saksi yang diperiksa  di antaranya adalah pengirim paket, penerima paket dan anggota sat intelkam Polresta Surakarta.

“Dipastikan bukan bom dan tidak terkait terorisme. Dari pengirim yaitu sebuah CV di Indramayu membenarkan melakukan pengiriman paket tersebut, dari pihak penerima membenarkan pernah memesan paket sebanyak dua kali. Sedangkan dari anggota satintelkam Polresta Surakarta membenarkan telah melakukan operasi pengamanan barang bukti,” rinci Kapolda dalam rilis.

Baca juga: Kapolda Jateng Sebut Ledakan di Asrama Brimob Sukoharjo Diduga karena Kelalaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya