SOLOPOS.COM - Anak-anak berlatih tari tradisional dan tari kreasi yang diadakan Sanggar Sastra dan Seni Dalem Pasinaon di ruang serbaguna Balai Desa Tunggur, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Juni 2022. Melalui kelas tari, mereka diharapkan bisa mencintai seni dan budaya lokal. (Istimewa/Sanggar Sastra dan Seni Dalem Pasinaon)

Solopos.com, WONOGIRI — Sanggar Sastra dan Seni Dalem Pasinaon di Desa Tunggur, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah membuka kelas tari tradisional dan tari kreasi untuk anak-anak di desa setempat sejak awal Juni 2022. Kelas tari ditujukan guna menumbuhkan kecintaan pada seni dan budaya ke generasi muda.

Pendiri Sanggar Sastra dan Seni Dalem Pasinaon, Dhiya Restu Putra, berharap kelas tari yang baru dibuka dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak kepada seni budaya. Di samping itu, melatih anak-anak mengolah rasa, jiwa, dan raga sehingga menjadi anak yang memiliki pribadi utuh dan lengkap secara lahir maupun batin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Peserta kelas tari terdiri dari anak-anak PAUD-SD yang berasal dari Desa Tunggur. Kelas tari ini baru dimulai awal Juni 2022. Saya berinisiatif membuka kelas tari karena belum ada kegiatan seperti ini di waktu sebelumnya,” kata Dhiya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (18/6/2022) siang.

Setiap peserta yang belajar tari di Sanggar Sastra dan Seni Dalem Pasinaon cukup membayar Rp3.000 per pertemuan. Kelas tari diadakan dua kali tiap pekan, yakni Jumat dan Sabtu pukul 12.30 WIB-14.30 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jumat untuk peserta perempuan dan Sabtu untuk peserta laki-laki,” katanya.

Baca Juga: Inilah Bedigas Laras, Kesenian Tradisional Asli Jatisari Wonogiri

Anak-anak yang mengikuti kelas tari di sanggar tersebut sebanyak 33 orang. Jumlah itu terdiri dari 20 anak perempuan dan 13 anak laki-laki. Anak perempuan diajari tari tradisional Gambyong Mari Kangen dan tari kreasi Topi Saya Bundar. Sedangkan anak laki-laki belajar tari tradisional Kelinci dan tari kreasi Dengkek.

“Mereka dibagi dalam empat kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan usia dan kemampuan masing-masing anak. Tiap kelompok berlatih selama satu jam tiap pekan. Kelompok pertama perempuan berlatih mulai pukul 12.30 WIB-13.30 WIB. Kelompok kedua perempuan berlatih mulai pukul 13.30 WIB-14.00 WIB. Begitu pula dengan peserta laki-laki pada Sabtu,” terang dia.

Dhiya mengatakan mulanya kelas tari diadakan di Dalem Pasinaon. Lantaran keterbatasan ruangan, dialihkan ke gedung serbaguna Balai Desa Tunggur atas izin pemerintah desa.

Pemerintah Desa Tunggur mendukung kegiatan tersebut karena dinilai bermanfaat pada masyarakat. Terutama anak-anak.

Baca Juga: Angkat Kesenian di Tengah Pandemi Covid-19, Karang Taruna Doho Wonogiri Gelar Lomba

Pelatih tari Sanggar Sastra dan Seni Dalem Pasinaon, Youvita Gayuh Pangesti, mengatakan ingin menumbuhkan generasi muda yang melek budaya ke generasi penerus. Ia menganggap nilai-nilai budaya lokal semakin terkikis seiring berkembangnya zaman dan teknologi.

Berbekal kemampuan dan hobi menari, dia tergerak melatih tari tradisional dan tari kreasi modern. Tujuannya agar anak-anak bisa mencintai budaya lokal dan bisa mengambil nilai yang terkandung di dalamnya.

“Saya senang menjalani ini karena saya memang hobi dan senang menari. Tapi, anak-anak masih kerap kesulitan ketika diajari menari. Mungkin karena masih awalan. Selain itu, saya juga masih terkendala dengan jadwal berlatih,” ujar Gayuh yang juga sebagai pengajar SD itu.

Kepala Desa (Kades) Tunggur, Sriyanto, mendukung penuh segala kegiatan yang bermanfaat kepada masyarakat.

Baca Juga: Inilah Keistimewaan Wonogiri, Ternyata Daerah Super Kaya di Soloraya

“Hal itu seperti yang dilakukan Sanggar Sastra dan Seni Dalem Pasinaon Desa Tunggur,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya