SOLOPOS.COM - Ilustrasi kilang minyak (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah).

Solopos.com, SOLO — Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Masela ditargetkan onstream atau produksi pada 2029. Target itu dihitung dari mundurnya pengerjaan akibat Covid-19.

Sejauh ini menurut laporan SKK Migas, proyek Abadi Masela sedang dalam proses penyelesaian divestasi atau pengurangan beberapa jenis aset, review POD I Q1 2023, lalu pada Agustus 2022 lalu dirampungkan studi penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon atau CCUS (carbon capture, utilization, and storage).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Dikutip dari Kementerian ESDM RI, pada Desember lalu jadwal produksi Blok Masela masih pada 2027.

Namun demikian, Inpex sebagai operator mengajukan perubahan rencana pengembangan lapangan (PoD). Sehingga bisa terjadi perubahan target. Salah satu alasan revisi PoD adalah rencana penerapan teknologi carbon capture untuk menekan emisi Blok Masela.

Rencana penerapan carbon capture ini membawa konsekuensi terhadap perhitungan biaya. Pemerintah masih akan melihat perhitungan keekonomiannya.

Blok Masela merupakan proyek gas “raksasa” yang masuk dalam proyek strategis Nasional. Lokasinya berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Secara geografis lokasi Blok Masela berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.

Proyek nasional ini memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.

Blok Masela dikelola oleh Inpex sebagai operator dengan kepemilikan saham 65% dan Shell Upstream Overseas Services sebesar 35%. Blok Masela di sekitar Laut Aru, telah dieksplorasi sejak 1998.

Sebelumnya, pada 2 September 2022, dalam keterangannya di Pasar Olilit, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Pemerintah terus mendorong agar pembangunan Lapangan Abadi Blok Masela dapat segera terselesaikan.

“Blok Masela itu terus kita dorong, yang semula dulu sebetulnya sudah akan jalan Inpex kemudian Shell, tetapi karena saat itu harganya (minyak) rendah sehingga ada satu yang mundur, pengerjaannya juga ikut mundur,” ujar Presiden.

“Partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi, sehingga segera dimulai Blok Masela,” tambah Presiden.

Pancarian mitra baru pengganti Shell ini, menurut Menteri ESDM, dilakukan dengan cara roadshow ke berbagai investor. Di antara investor yang berminat adalah PT Pertamina dan Petronas.

“Kami udah keliling ya, udah roadshow nawar-nawarin. Yang terakhir sekarang statusnya adalah dari dalam negeri Pertamina sekarang sedang melakukan due diligence, kemudian juga minat dari Petronas untuk bisa partisipasi masuk,” papar Menteri Arifin.

Negosiasi PT Pertamina

Negosiasi antara PT Pertamina (Persero) menggeser Shell di Blok Masela makin gencar dilakukan. Blok Masela merupakan proyek strategis nasioal (PSN) berupa proyek kilang gas alam cair (LNG) abadi di Maluku Tenggara Barat.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berharap negosiasi dengan PT Pertamina segera selesai.

“Untuk Abadi Masela sebagaimana kita ketahui karena yang sudah berproses adalah Pertamina dengan Shell untuk mengambil hak partisipasi PI (participating interest)-nya Shell ini sedang dalam proses, dan diharapkan dalam waktu segera. Negosiasi ini sekarang jalan, jadi sekarang proses negosiasi antara Shell dan Pertamina,” jelasnya dalam konferensi pers via daring dari kantornya, Rabu (18/1/2023).

Namun nilai ambil alih partisipasi itu tidak disebutkan Dwi. Pria itu hanya menyebut prosesnya sudah dekat.

“Informasinya tanpa menyebut angka waktu itu sudah dikatakan bahwa ini sudah dekat. Namanya negosiasi ada naik, ada yang turun, informasinya sudah dekat, sehingga diharapkan bisa segera berjalan,” terangnya kepada media.

Dwi juga mengatakan ada pihak selain Pertamina yang berminat ikut ke Blok Masela. Dia hanya berharap Pertamina bisa segera bersepakat dengan Shell sehingga pihak-pihak lain dapat segera bergabung.

“Memang ada ada pihak-pihak lain juga yang berminat tentu saja nanti mestinya, logikanya pasti akan melanjutkan proses yang ada. Mudah-mudahan aja yang Pertamina juga akan deal sehingga yang lain-lain bisa join di sana. Tentu tergantung Pertamina sendiri dan tentu tergantung Inpex sebagai operator,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya