SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri Joko Sutopo menemui warga Dusun Gupakan, Desa Pucung, Kismantoro, yang mengungsi di gedung SD setempat lantaran muncul retakan tanah di beberapa lokasi pemukiman dan banjir lumpur dari lereng bukit, Rabu (15/2/2023). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 210 warga Dusun Gupakan, Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, harus mengungsi dari rumah mereka lantaran muncul retakan tanah dan longsor atau banjir lumpur dari bukit di dusun tersebut, Rabu (15/2/2023). 

Camat Kismantoro, Sularto, mengatakan ada longsoran tanah di perbukitan Desa Pucung. Material longsoran berupa tanah yang bercampur air hingga tampak seperti lumpur turun ke dusun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pada saat yang sama muncul gerakan dan retakan tanah di rumah-rumah warga dan di lereng-lereng bagian atas pemukiman warga. Kondisi itu membuat warga khawatir dan memutuskan untuk mengungsi.

Tercatat ada 80 keluarga dengan total 210 jiwa yang mengungsi ke gedung SDN 2 Pucung. “Kondisi warga yang mengungsi di sana sehat semua, semalam saya tidur di sana juga masih aman,” kata Larto kepada Solopos.com melalui sambungan telepon, Kamis (16/2/2023).

Di pengungsian warga terdampak longsor Desa Pucung, Kismantoro, Wonogiri, itu, lanjut Larto, disediakan dapur umum. Sejumlah sukarelawan dan stakeholders terkait turut membantu para pengungsi, termasuk tim dari Dinas Sosial Wonogiri.

Belum bisa dipastikan kapan warga bisa kembali pulang ke rumah masing-masing. Sebab saat ini kondisi dinilai belum aman. Menurut Larto, meski digunakan sebagai tempat pengungsi siswa-siswa SDN 2 Pucung tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar bersama guru dan para sukarelawan.

“Kebutuhan logistik masih tercukupi,” ujarnya. Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Teguh Setiyono, mengatakan retakan tanah dan banjir lumpur akibat longsor terjadi akibat hujan deras, beberapa waktu terakhir.

Warga terdampak longsor dan tanah retak di Pucung, Kismantoro, itu berunding terlebih dahulu bersama BPBD Wonogiri dan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, sebelum memutuskan mengungsi. 

“Ada retakan-retakan tanah di beberapa titik, termasuk di bukit yang berada di atas desa. Warga khawatir terjadi longsor, kemudian memilih mengungsi,” kata Teguh saat ditemui Solopos.com di pintu spillway Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Kamis pagi.

Dia melanjutkan BPBD Wonogiri membawa satu rit logistik untuk para warga yang mengungsi. Logistik itu di antaranya terdiri atas sembako, pakaian, terpal, selimut, dan alat mandi. Sementara itu, Dinsos mengirim tim untuk membuat dapur umum.

Teguh juga belum bisa memastikan kapan para warga Dusun Gupakan itu bisa kembali ke rumah masing-masing. Dia mengakui kendati sudah mengirimkan logistik, jumlahnya terbatas, hanya cukup untuk tiga hari. “Kami dapat bantuan juga dari Baznas dan provinsi untuk logistik pangan dan nonpangan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya