SOLOPOS.COM - Kondisi simpang tiga ruas jalan raya Solo-Jogja wilayah Besole, Desa Klepu, Kecamatan Ceper, Kamis (20/10/2022). (Istimewa/dokumentaai warga)

Solopos.com, KLATEN — Simpang tiga Besole, Desa Klepu, Kecamatan Ceper yang berada di ruas jalan raya Solo-Jogja dinilai berbahaya lantaran kerap terjadi kecelakaan di kawasan tersebut. Muncul petisi online agar pemerintah pembuatan traffic light di lokasi simpang tiga Besole.

Petisi itu berjudul Pembuatan Traffic light di Pertigaan Besole, Klepu, Ceper, Klaten yang dibuat Paras Sujiwo melalui change.org. Dalam keterangannya, petisi itu menjelaskan kecelakaan lalu lintas di simpang tiga Besole sangat sering terjadi. Selama Oktober sudah lebih dari 10 kejadian kecelakaan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Petisi itu dilengkapi foto berupa potongan video kamera closed circuit television (CCTV) peristiwa kecelakaan yang terjadi di simpang tiga Besole.

Video kejadian bisa didapatkan dari CCTV Masjid Alhuda yang berada di lokasi pertigaan. Pelbagai upaya sudah dilakukan oleh warga termasuk menghubungi Dinas Perhubungan terkait, Polsek Ceper, dan beberapa anggota dewan. Minim sekali response sedangkan korban terus berjatuhan,” tulis pembuat petisi yang melengkapi link video kejadian kecelakaan di simpang tiga Besole.

Petisi itu ditujukan ke Bupati Klaten, Dishub Klaten, Polres Klaten, serta Polsek Ceper. Pembuat petisi berharap petisi itu menjadi perhatian pemerintah. Hingga Kamis (20/10/2022) pukul 16.15 WIB, petisi itu sudah mendapatkan 178 tanda tangan.

Baca Juga: 600 Pelajar Ikuti Lomba Polisi Cilik di GOR Gelarsena Klaten

Simpang tiga itu berada di ruas jalan nasional dengan kondisi jalan agak menikung dari arah Solo dan berada pada turunan di kedua ruas jalan. Kendaraan yang melintas di ruas jalan nasional itu relatif berkecepatan tinggi.

Salah satu warga Besole, Budi, 43, membenarkan simpang tiga Besole termasuk jalur rawan. Dia menjelaskan selama dua bulan terakhir, kerap terjadi kecelakaan di kawasan tersebut.

“Kami sebagai warga ya berharap ada traffic light. Kalau pun memang secara aturan atau tata ruang kedinasan itu sulit, kami berharap ada perhatian khusus atau kebijakan lain yang tujuannya untuk meminimalisasi kecelakaan di sana,” kata Budi saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis.

Ketua RW 007, Dukuh Besole, Damawan, mengatakan kecelakaan sudah sering kali terjadi di simpang tiga tersebut. Bahkan, beberapa kali menimbulkan korban jiwa.

Baca Juga: 2 Bus dan Satu Motor Terlibat Kecelakaan di Klaten, Sejumlah Orang Terluka

“Kecelakaan itu sangat sering terjadi. Dalam sepekan itu pasti ada kecelakaan,” jelas dia.

Jika dulu kecelakaan didominasi bus, saat ini kecelakaan di kawasan simpang tiga itu kerap terjadi para penggunaan kendaraan pribadi. Kawasan simpang tiga itu padat lantaran menjadi jalur ke kawasan pabrik serta sekolah. Belakangan, simpang tiga itu semakin ramai setelah celah median jalan tak jauh dari lokasi itu ditutup.

Damawan menjelaskan usulan kerap disampaikan warga agar kawasan itu bisa ditambahi traffic light. Selain itu, pernah digelar pertemuan di kantor desa setempat dengan perwakilan dari Dishub.

Namun, hingga kini usulan soal penambahan traffic light belum terealisasi. Damawan berharap agar kawasan tersebut bisa segera ditambahi traffic light untuk menekan kejadian kecelakaan di simpang tiga Besole.

Baca Juga: Awas! Ada 11 Lokasi Rawan Lakalantas di Jl. Solo-Jogja Klaten

Menanggapi petisi itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Supriyono, menjelaskan usulan penambahan traffic light di simpang tiga Besole kerap diterima Dishub Klaten. Dia mengatakan simpang tiga itu berada di ruas jalan nasional dengan kewenangan berada di pemerintah pusat.

Supri menerangkan sebelumnya sudah ada kajian yang dilakukan dari Dishub dan pernah diusulkan ke pemerintah pusat. Namun, belum ada informasi lebih lanjut ihwal usulan tersebut.

Terkait kelayakan kawasan tersebut dipasangi traffic light, Supri mengatakan jika dilihat perkembangan ke depan, kawasan itu bakal berdekatan dengan pintu tol Solo-Jogja.

“Kalau dilihat dari perkembangan karena di sana akan dekat pintu tol [di Kuncen, Kecamatan Ceper]. Otomatis nanti ada bangjo di pintu tol. Kalau solusi terbaiknya, celah median jalan di sana ditutup kemudian kendaraan putar balik melalui traffic light Penggung. Tetapi, sekali lagi kawasan itu menjadi kewenangan di pemerintah pusat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya