SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI&mdash;</strong>Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis informasi terbentuknya kubah lava baru di permukaan kubah 2010. Sementara itu, masyarakat diimbau agar selalu meng-update informasi mengenai aktivitas merapi dari BPPTKG.<br />Rilis yang ditandatangani Kepala BPPTKG Hanik Humaida tersebut dikeluarkan Sabtu (18/8/2018) sore.</p><p>Dalam rilis itu disebutkan kronologi aktivitas <a href="http://news.solopos.com/read/20180601/496/919639/selo-boyolali-diguyur-hujan-abu-gunung-merapi" title="Selo Boyolali Diguyur Hujan Abu Gunung Merapi">Gunung Merapi</a> bahwa setelah rangkaian letusan freatik 11 Mei-1 Juni 2018 aktivitas vulkanik Gunung Merapi terutama kegempaan berfluktuasi dalam kisaran di atas kondisi normal.</p><p>Pada 18 Juli 2018 terjadi peningkatan kegempaan berupa 8 kali gempa Volcanotectonic Event (VTB), 18 kali gempa Multiphase (MP), dan 1 kali gempa Low Frequency Event (LF).&nbsp; Pada 29 Juli 2018 terjadi peningkatan kegempaan berupa 16 kali VTB, 34 kali MP, 11 kali gempa guguran (RF), dan 2 kali LF. Pada 1 Agustus 2018 terjadi guguran dengan skala sedang terdengar dari Pos Babadan. Pada 11 Agustus 2018 pukul 08.00 WIB terjadi gempa embusan besar. Gemuruh terdengar oleh warga Deles. Pada 12 Agustus 2018 foto yang diperoleh dari survei drone menunjukkan adanya material baru yang muncul di tengah rekahan kubah lava pascaerupsi 2010.</p><p>Selanjutnya pada Sabtu (18/8)dilakukan pengecekan langsung ke puncak dan dipastikan bahwa terdapat kubah lava baru dengan dimensi panjang sekitar 55 meter, lebar sekitar 25 meter, dan tinggi sekitar 5 meter dari permukaan kubah 2010. Kubah lava diperkirakan muncul sekitar 11 Agustus 2018 dawali dengan kejadian gempa embusan besar.</p><p>Berdasarkan kronologi tersebut, disimpulkan munculnya kubah lava menandai fase erupsi magmatik Gunung Merapi dimulai dengan erupsi cenderung bersifat efusif dan tingkat aktivitas masih ditetapkan waspada.</p><p>Rilis tersebut juga menyampaikan imbauan agar pada radius 3 km dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk. Penduduk yang berada di <a href="http://news.solopos.com/read/20121113/496/347325/bnpb-awas-8-kawasan-rawan-bencana" title="BNPB: Awas 8 Kawasan Rawan Bencana">Kawasan Rawan Bencana</a> (KRB) III untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.</p><p>Sementara itu, Kepala Resor Selo (Boyolali) pada <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180724/492/929779/tertangkap-petugas-pendaki-ini-dilarang-ke-merapi-selama-2-tahun" title="Tertangkap Petugas, Pendaki Ini Dilarang ke Merapi Selama 2 Tahun">Balai Taman Nasional Gunung (BTNG) Merapi,</a> Wahid Adi Bowo menekankan agar masyarakat selalu berhati-hati dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG tersebut. Selain itu, masyarakat juga diimbau agar selalu meng-update status aktivitas Gunung Merapi hanya dari BPPTKG.</p><p>&ldquo;Selalu hati-hati dan waspada. Patuhi rekomendasi dari BPPTKG tentang radius aman. Selain itu, update status aktivitas Merapi dari web resmi BPPTKG dan jangan mudah terprovokasi oleh informasi-informasi yang tidak jelas sumbernya,&rdquo; ujarnya, Minggu (19/8/2018).</p><p>Kepala Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Widodo mengatakan, saat ini warganya masih tenang dan beraktivitas seperrti biasa. &ldquo;Warga kami cukup tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa, tetapi tetap waspada,&rdquo; Widodo. Kades yang mengepalai daerah yang cukup dekat dengan puncak Merapi ini berharap kemunculan kubah lava baru tersebut tidak berlanjut kepada aktivitas berbahaya lainnya.</p>

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya