SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Nelayan pulang dari karamba di tengah perairan Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Senin (12/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Suharsih)

Wonogiri (Solopos.com)--Kalangan pengusaha peternakan ikan di karamba Waduk Gajah Mungkur (WGM) mulai mempertanyakan kelayakan air di waduk tersebut untuk beternak ikan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu menyusul munculnya gendawon (sejenis lumut atau lendir) yang menutup jaring-jaring atau net di karamba selama beberapa bulan terakhir.

Salah satu pengusaha peternakan ikan tersebut, Panut Boma Sunardja, saat berbincang dengan wartawan di karamba Pantai Cakaran, perairan WGM, Senin (12/9/2011) mengungkapkan gendawon itu sangat mengganggu pertumbuhan ikan-ikan di karamba.

Lendirnya menempel pada jaring-jaring net dan menutup sirkulasi udara yang sangat diperlukan ikan untuk hidup.

“Saya tidak tahu apa penyebab munculnya gendawon itu. Baru mulai ada tahun ini, tepatnya sejak sekitar delapan bulan lalu. Saya jadi bertanya-tanya apakah mungkin perairan di sini sudah tidak layak untuk beternak ikan. Tapi ini hanya kecurigaan pribadi saya dan tidak didukung fakta-fakta yang ilmiah,” jelas Boma.

Satu hal yang jelas, Boma menambahkan selaput lendir itu menyebabkan gatal jika terkena kulit. Dia menduga lendir itu berasal dari kotoran yang mengumpul di dasar waduk dan mulai muncul ketika air waduk surut dan tidak berganti karena lama tidak ada hujan.

Kondisi itu, diakui Boma memang belum sampai menurunkan produksi ikan di karamba miliknya. Keberadaan gendawon itu diketahui sejak dini, sehinga bisa dilakukan langkah antisipasi dengan membersihkan net-net di karamba dua kali sehari. Tapi itu cukup merepotkan dan membutuhkan tambahan tenaga.

“Saya punya sekitar 70 jaring yang harus dibersihkan setiap hari. Jika tidak, ikan-ikan saya bisa mati karena kehabisan udara,” jelas dia.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono Retno mengaku belum menerima laporan dari nelayan maupun pengusaha peternakan ikan di karamba mengenai munculnya gendawon.

Namun yang jelas, Rully mengungkapkan munculnya gendawon sebenarnya merupakan proses alam yang terjadi karena surutnya air waduk dan tidak ada pergantian air.

“Jadi bukan karena adanya penumpukan limbah kimia atau sejenisnya. Itu karena proses alam. Gendawon itu merupakan sejenis tanaman atau lumut yang jika dalam jumlah banyak memang bisa mengotori jaring. Ini terjadi karena airnya surut dan tidak ada hujan dalam waktu lama sehingga tidak ada pergantian air,” jelas Rully.

Rully menambahkan tidak ada yang bisa dilakukan nelayan selain harus rajin-rajin membersihkan jaring. Rully mengaku yakin nanti saat musim hujan, gendawon akan hilang.

(shs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya