SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau vaksinasi Covid-19 massal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis 4 Februari 2021. (Bisnis-Sekretariat Presiden)

Solopos.com, JAKARTA -- Munculnya virus Corona jenis baru membuang angka kasus positif Covid-19 di sejumlah negara Eropa kembali meningkat. Selain itu, mulai longgarnya aturan prokes pascavaksinasi dituding menjadi penyebab lainnya.

Mengantisipasi kondisi serupa terjadi di Indonesia, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadiki, meminta masyarakat Indonesia untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Meskipun bagi yang sudah divaksin. Apalagi strain baru Covid-19 ini sudah masuk Indonesia sejak Januari 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Beberapa negara di Eropa mengalami kenaikan kasus infeksi Covid-19. Dari pengamatan kami, terjadinya lonjakan ini karena adanya strain baru yang sudah ada di Indonesia sejak Januari dan adanya mobilitas yang terlalu agresif pembukaannya," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/3/2021).

Baca juga: Dokter: 5 Dari 10 Orang Alami Kenaikan Berat Badan Selama Pandemi

Adapun untuk di Indonesia, Budi menjelaskan Presiden Jokowi telah memberi arahan untuk mencari titik keseimbangan. Hal ini agar hasil penurunan angka infeksi Covid-19 yang sudah bagus karena PPKM Mikro dan vaksinasi tidak kehilangan momentum.

"Sehingga angka infeksi Covid-19 di Indonesia diharapkan terus turun dan tidak mengalami lonjakan seperti di Eropa," terangnya.

Lebih lanjut, Budi mengimbau masyarakat yang sudah divaksinasi agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Dia menilai, prokes 3M bisa mencegah paparan infeksi Covid-19 secara umum dan juga strain barunya.

Baca juga: Sektor Pertanian dan Pariwisata Jadi Tumpuan Pemulihan Ekonomi Ponorogo

Divaksin Tetap Bisa Tertular

Hal senada disampaikan Pakar Epidemiologi Penyakit Menular, yang juga Wakil Dekan Bidang II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, Atoillah Isfandiari. Menurutnya, penerapan prokes yang ketat bisa menghindarkan seseorang terinfeksi virus Corona.

"Yang bisa menjamin orang tidak terinfeksi virus, apa pun itu, adalah protokol kesehatan 3M," tegasnya.

Sebab, Atoillah menilai masyarakat yang sudah divaksinasi pun masih bisa kemasukan atau terinfeksi.

"Vaksin tidak mengubah atau menutup lubang hidung dan mulut, jadi virus masih bisa masuk. Fungsi vaksin adalah membuat tubuh kita punya kekebalan sehingga ketika virus menginfeksi tidak berhasil menyebabkan gejala penyakit," terangnya.

Baca juga: Konsumsi Buah dan Sayur Orang RI Memprihatinkan, Kurang dari 5 Porsi per Hari

Sementara pada orang yang tidak divaksin maka tubuhnya akan mudah terinfeksi karena tidak ada antibodi. "Vaksin itu tidak membuat kita menjadi sakti. Kalau terinfeksi sebatas diagnosis lab sangat mungkin. Dengan mendapatkan vaksin kalau terinfeksi tidak sakit. Vaksin memberi perlindungan dari dalam sedangkan prokes 3M melindungi dari luar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya