SOLOPOS.COM - Deklarasi KPM DIY di Purawisata, Kamis (20/11/2014). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Munaslub Golkar memutuskan partai itu keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP).

Solopos.com, NUSA DUA — Keputusan penting Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar tak hanya soal terpilihnya Setya Novanto. Golkar memutuskan perubahan sikap partai terhadap pemerintah yang berarti menentukan nasib koalisi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Partai Golkar keluar dari barisan Koalisi Merah Putih (KMP). “Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi keputusan munas Partai Golkar Nomor 5/Munas IX/2014 tentang posisi Partai Golkar dalam Koalisi Merah Putih,” kata Sekretaris Sidang Munaslub, Siti Aisyah, membacakan keputusan Munaslub di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin (16/5/2016) malam.

Munaslub menyepakati bahwa sesuai doktrin Partai Golkar karya-kekaryaan dan demi kemajuan bangsa serta kesejahteraan rakyat, partai dinilai perlu memposisikan ulang keberadaannya dalam lingkup KMP. Alasannya, hal itu untuk mewujudkan cita-cita berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Agenda tersebut juga memutuskan dukungan Golkar terhadap pemerintahan Jokowi-JK harus ditindaklanjuti dengan upaya nyata Partai Golkar, demi menyukseskan penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan.

Selain itu, DPP Partai Golkar juga diberikan kewenangan penuh untuk mengambil kebijakan dan langkah dalam rangka mengonsolidasikan seluruh tindakan. Hal itu dilakukan dengan tetap berpegang teguh pada ideologi doktrin, paradigma baru, dan landasan perjuangan Golkar.

“Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,” ujar Siti Aisyah. Tak hanya memutuskan keluar dari KMP, sidang tersebut juga memutuskan Aburizal Bakrie sebagai dewan pembina Partai Golkar.

Dengan keputusan Golkar itu, KMP masih tetap ada namun tak seperti dulu. Pertemuan KMP pun nanti hanya berisi reuni untuk mengenang masa Pilpres.

“KMP kalau kumpul-kumpul bahas kenangan masa Pilpres. Reunian, itu ngopi-ngopi kawan lama,” kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2016).

KMP dibentuk untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014. Pasca-kemenangan Jokowi-JK, KMP rutin mengadakan pertemuan dan sempat muncul kuatnya persaingan KMP vs KIH di DPR.

Kini, pertemuan-pertemuan itu tidak lagi membahas isu-isu strategis. Di saat rekan-rekannya berlomba mendukung pemerintah, Gerindra menyatakan tegas tetap oposisi.

“Sebagai kekuatan oposisi di Senayan yang sendirian, Gerindra siap bersama-sama dan sendiri. Kita juga harus fair sebagai oposisi. Kita ingin pemerintah berjalan efektif. Kita jalankan fungsi kontrol,” ungkap Ketua Fraksi Gerindra di DPR itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya