SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan keterangan pers mengenai pembebasan 4 WNI, Rabu (11/5/2016), di Istana Merdeka, Jakarta. (Setkab.go.id)

Munaslub Golkar menghasilkan keputusan besar, mengusung Jokowi di Pilpres 2019. Sedangkan PDIP belum ambil keputusan.

Solopos.com, JAKARTA — Munaslub Golkar 2016 membuat beberapa keputusan penting. Tak hanya mendukung pemerintah dan keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), Golkar yang kini di bawah pimpinan Setya Novanto juga memutuskan akan mengusung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Golkar mendukung pencalonan Jokowi untuk 2019. Bukan hanya mendukung, tapi mengusung,” kata politikus Golkar, Yorrys Raweyai, Rabu (18/5/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Yorrys mengatakan pernyataannya itu mewakili sikap Ketum Golkar Setya Novanto yang tak berniat maju menjadi capres. Yorrys kini diketahui dekat dengan Novanto.

Soal dukungan ke Jokowi, kata Yorrys, juga menjadi salah satu poin yang disepakati di munaslub. Dia beralasan, Golkar harus bergerak sesuai ideologinya, berkarya bersama pemerintahan yang sah.

“Alasan untuk mendukung Jokowi banyak. Berangkat dari Januari lalu, di Rapimnas kan disepakati Golkar mendukung pemerintah. Ideologi Golkar itu golongan karya berkarya bersama-sama pemerintahan yang sah. Jokowi sudah jalan bagus, dan kita sepakat untuk mengantarnya sesuai undang-undang, dua periode,” papar Yorrys.

Sementara itu, PDIP yang menjadi partai utama pengusung Jokowi di Pilpres 2014 justru belum memutuskan apakah bakal kembali mengusung wali kota Solo ini menjadi capres 2019. Baca juga: Jatah Menteri untuk Setya Novanto Cs? Pramono: Sekarang Sudah Sangat Stabil.

“Kami apresiasi Partai Golkar yang membuat lompatan jauh ke depan, sehingga membuat peta politik nasional lebih predictable,” ucap Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno, Rabu, dikutip Solopos.com dari Detik.

Hendrawan mengatakan Golkar tentu punya pertimbangan sendiri memutuskan mengusung Jokowi di Pilpres 2019. Keputusan itu membuat kontestasi Pilpres yang masih tiga tahun lagi menjadi lebih terduga.

“Intinya peta politik nasional jadi lebih terduga. Kemudian dengan peta politik terduga, maka stabilitas politik lebih baik, dan manuver-manuver politik tidak digunakan untuk rebutan kekuasaan jangka pendek. Jangan sampai parpol seperti lumba-lumba yang bergerak kalau ada umpan. Jadi ini bagus,” papar Hendrawan.

Soal kepastian PDIP akan kembali mengusung Jokowi untuk Pilpres 2019, Hendrawan menyebut belum ada keputusan. “PDIP belum [ambil keputusan] karena prosesnya belum ke arah sana. Saat ini perhatian kita kepada Pilgub DKI dan Pilkada Februari 2017, nanti ada Pilkada 2018,” jawab Hendrawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya