SOLOPOS.COM - Calon presiden terpilih dalam Pilpres 2014 Joko Widodo alias Jokowi (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Seorang transmigran yang bertani di Kalimantan Selatan menyarankan calon presiden terpilih dalam Pilpres 2014 Joko Widodo alias Jokowi berani mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM). Petani bernama Senentoro itu mengemukakan sarannya dalam acara peresmian Musyawarah Tani Indonesia di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Senentoro yang sudah 32 tahun bertransmigrasi di Kalimantan itu semula mengeluhkan rendahnya harga jual gabah. Padahal, kata dia, harga bahan makanan tetap tinggi. Kondisi itu disebutnya menyulitkan para petani. “Makanya bapak cabut saja subsidi BBM kemudian dialihkan untuk petani. Jadi nanti harga beli gabah dari petani mahal, tapi dijual ke petani murah,” tukasnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jokowi mengangguk setelah mendengar usulan tersebut karena menganggap sejalan dengan program yang akan dijalankan saat memimpin Tanah Air bersama calon wakil presiden terpilih Jusuf Kalla. “Berani juga petani minta naikkan harga BBM,” komentarnya.

Senentero merupakan transmigran yang memiliki 9 hektare lahan pertanian di Kalimantan Selatan. Awalnya, dia hanya mendapat jatah 1,5 hektare dari pemerintah, namun selanjutnya membeli tanah milik penduduk lokal sehingga kepemilikan asetnya semakin luas.

Meski terbilang sukses di lahan transmigrasi, petani menurutnya, mengalami sejumlah kendala produksi padi. Dalam satu hektare lahan hanya memproduksi 4ton -5 ton sekali panen. Padahal dalam dua tahun, petani hanya mampu tiga kali panen atau sekali produksi dalam 8 bulan.

Jokowi Kasih Sangu
Tawi, petani asal Cibaliung, Pandeglang, Banten juga mengeluhkan permasalahan yang sama. Dia menggarap ladang setengah hektare dengan produksi padi hanya lima kuintal sekali panen. Jika dirata-rata, maka penghasilannya cuma Rp150.000 per bulan dari hasil berladang.

Jokowi pun mengaku prihatin dengan nasib petani yang penghasilannya jauh dari sejajtera itu. Gubernur DKI Jakarta tersebut kemudian memberikan hadiah. “Nanti kalau sudah selesai, saya kasih sangu [uang saku],” kata Jokowi.

Petani asal Medan bernama Mari Hotman mengungkapkan dari satu hektare lahannya, ia hanya mendapatkan 4 ton padi. Kendala utamanya saluran irigasi, pupuk, dan benih unggul tak mencukupi sehingga hasilnya pun kurang maksimal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya