SOLOPOS.COM - Agum Gumelar (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Agum Gumelar (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Enam dari 33 Pengprov yang menghadiri Munas Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) 2012 di Tawang Praja, Balai Kota Solo, Selasa (25/9/2012) sekitar pukul 13.45 WIB menyatakan Walk Out (WO). Keenam Pengprov menilai pelaksanakan Munas kali ini melanggar peraturan AD/ART dan putusan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (Baori) sekaligus cacat hukum.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Keenam Pengprov yang WO, yakni Pengprov Lampung (diwakili Herlim Sunandar), Jatim (diwakili Diana), Maluku (Rudolof A P), Sumsel (diwakili Tony Pusriadi), Sulut (diwakili Wolter K) dan Jambi. Keenam Pengprov tersebut dengan lantang menolak segala keputusan yang diambildi Munas 2012. Selanjutnya, keenam Pengprov siap menggugat hasil Munas ke KONI melalui Baori dalam waktu dekat.

“Gugatan akan kami lakukan secepatnya. Kalau masih cacat hukum seperti ini, kami meminta KONI mengambil alih di Munas selanjutnya. Dengen begitu, kami siap tunduk apapun hasilnya,” kata Koordinator WO, Herlim Sunandar saat ditemui wartawan di sela-sela Munas.

Ketum Harian Pengprov Lampung, Busman Zainuddin, mengatakan pelaksanakan Munas kali ini tak ubahnya Munaslub yang cacat hukum di Merlyn Park, Jakarta tanggal 11 Desember 2012. Sehingga, Munas di Solo termasuk rekayasa.

Pelaksanakan Munas mulai memanas saat memasuki hari pertama. Beberapa kelompok yang tak menginginkan Tahir menjabat Ketum PTMSI mengusung figur baru, Ekawahyu Kasih. Hanya, di tengah jalan, sebagian besar kelompok ini menyatakan WO ketika sidang mendengarkan harapan dan tanggapan masing-masing Pengprov. Aksi WO itu tak mempengaruhi pelaksanakan Munas. Seluruh Pengprov yang melanjutkan Munas menerima laporan pertanggungjawaban Tahir di periode 2006-2010.

Selain melakukan aksi WO, keenam Pengprov juga mempertanyakan kapasitas Agum Gumelar sebagai Dewan Kehormatan PTMSI. Pasalnya, hal tersebut baru diketahui saat Munas berlangsung. Mereka sama sekali tak mengetahu kapasitas Agum sebagai dewan kehormatan. “Kami mempertanyakan kapasitas Pak Agum. Terus, kenapa lokasi Munas tiba-tiba bergeser ke Balaikota. Mestinya digelar di Paragon Solo,” kata Herlim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya