SOLOPOS.COM - Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mulyana Wira Kusumah (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Solopos.com, JAKARTA —Kriminolog sekaligus mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mulyana Wira Kusumah meninggal dunia, Minggu (1/12/2013) malam, akibat sakit paru-paru yang dideritanya. Kabar meninggal dunianya Mulyana itu menjadi kicauan di akun media jejaring sosial Twitter tokoh nasional, seperti politisi Partai Golkar Indra J. Piliang.

“Innalillahi… Telah berpulang ke hadirat Allah SWT Bang Mulyana W Kusumah, pejuang reformasi. Al Fatihah…,” tulis Indra melalui akun Twitter-nya @IndraJPiliang yang dikutip Kantor Berita Antara di Jakarta, Minggu malam.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Indra menyatakan sosok Mulyana merupakan kriminolog andal. Dia juga mengingat Mulyana dulu juga dikenal sebagai sosok yang “menakutkan” di kalangan aktivis era 1990-an. Bukan hanya Indra J. Piliang, Goenawan Mohamad hingga Anas Urbaningrum juga berkicau serupa pada akun media microblogging mereka.

Ekspedisi Mudik 2024

Kabar meninggalnya Mulyana juga disampaikan aktivis Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. Titi mengatakan mendapat informasi itu dari teman-temannya di Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta. “Saya mendapatkan broadcast dari teman-teman KIPP Jakarta pukul 21.30 WIB, saya kaget,” kata Titi dihubungi Antara di Jakarta, Minggu malam.

Tak beda, Ketua KPU Husni Kamil Manik juga menyampaikan rasa duka cita atas kepergian Mulyana. “Sewaktu menjabat sebagai anggota KPU, Pak Mulyana adalah tempat bertanya bagi teman-teman komisioner di daerah. Pekan pertama setelah saya dilantik sebagai komisioner KPU Pusat, saya mengundang beliau untuk berdiskusi di kantor,” kenang mantan Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat itu.

Kepergian pria kelahiran Bogor itu memang bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Akun Facebook almarhum juga dibanjiri ucapan bela sungkawa dari para rekan almarhum.

Mulyana lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 23 November 1948, dia meninggal di Jakarta, 1 Desember 2013, pada usia 65 tahun. Dia merupakan seorang akademisi Indonesia dan mantan anggota Komisi Pemilihan Umum yang terlibat kasus penyuapan terhadap pemeriksa BPK, yang kemudian merembet menjadi awal terkuaknya korupsi di KPU yang diperiksa oleh KPK.

Sebelumnya ia adalah tokoh Komisi Independen Pemantau Pemilu (KIPP) dan mengajar di Fakultas Hukum, serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Dia juga pernah aktif di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya