SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–TKW bernama Sumiati Binti Salan Mustapa disiksa dan mulutnya digunting. Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan mengirimkan nota protes diplomatik kepada pemerintah Arab Saudi.

“Jangan sampai kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Pemerintah harus mengirim nota protes diplomatik,” ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, Senin (15/11).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anis mengecam terjadinya berbagai penyiksaan pada para TKI di Arab Saudi. Menurutnya, semua kasus penyiksaan ini harus diselesaikan secara hukum. Pemerintah pun harus melindungi hak para TKI ini.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau tidak diselesaikan secara hukum, dianggapnya kita mentolerir tindakan itu,” tegas dia.

Anis menilai lemahnya perlindungan bagi para TKI dan TKW membuat mereka seringkali menjadi korban penyiksaan, perbudakan dan pelecehan seksual. Padahal baru saja Menlu Marty Natalegawa dan Menlu Arab Saudi sepakat untuk memerangi human trafficking.

“Diplomasi kita hanya retorika. Menlu ketemu Menlu dianggap sudah cukup. Tapi kenyataan di lapangan lain,” kritik Anis.

Anis berharap pemerintah segera membenahi proses pengiriman TKi ke luar negeri. Jangan sampai ada TKI menjadi korban lagi. “Ini kan sistematis. Mulai dari perekrutan hingga pengiriman semua bermasalah,” keluhnya.

Penyiksaan pada Sumiati terkuak pada 7 November lalu. Kala itu Sumiati dibawa ke rumah sakit swasta di Madinah. Karena luka yang dideritanya sangat luar biasa, RS itu merujuknya ke RS King Fahd.

Sumiati tiba di Madinah pada 18 Juli 2010 dengan gaji 800 riyal. Dia sering disiksa oleh ibu dan anak perempuan majikannya.

dtc/tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya