SOLOPOS.COM - Logo Kemendikbud (JIBI/Dok)

Badan Bahasa Kemendikbud mengindentifikasi bahasa daerah.

Solopos.com, JAKARTA— Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berhasil mengidentifisi 646 bahasa daerah menyusul mulai punahnya sejumlah bahasa daerah di Tanah Air lantaran tak ada penggunanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dadang Sunendar jumlah bahasa daerah yang teridentifikasi kemungkinan bertambah.

“Kami baru berhasil mengidentifikasi 646 bahasa daerah. Dalam dua bulan ke depan diperkirakan bertambah,” katanya di Jakarta, Jumat (18/8/2017). Identifikasi diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak bahasa daerah di Tanah Air.

Sejumlah bahasa daerah mengalami kepunahan karena tak ada lagi yang menggunakan. Sejumlah bahasa daerah yang mengalami kepunahan adalah bahasa Hoti, Hukumina, Hulung, Serua, Teun, Palumata, Loun, Moksela, Nakaela, dan Nila di Maluku. Begitu juga bahasa daerah Papua yang punah seperti Saponi dan Mapia.

Pemerintah berusaha melestarikan bahasa daerah melalui pemilihan duta bahasa. Pada tahun ini setiap provinsi mengirimkan dua duta bahasa. “Untuk menjadi duta bahasa tidak mudah. Selain bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik, juga harus bisa menguasai bahasa daerah dan asing,” kata dia.

Setiap duta bahasa harus bisa menggunakan bahasa daerah yang ada di provinsi tersebut. Dadang menjelaskan para calon duta bahasa mendapatkan pelatihan mengenai bahasa selama satu pekan sebelum terpilih mewakili provinsi masing-masing.

“Tantangan bahasa saat ini sangat berat. Kami tidak bisa bekerja sendiri, harus bekerja sama dengan orang tua, guru, maupun media untuk mengampanyekan bahasa Indonesia,” ujarnya seperti dilansir Antara.

Duta Bahasa dari Kalimantan Selatan, Muhammad Andri H.F., mengatakan di daerahnya ada 18 bahasa daerah. Namun, yang lebih banyak digunakan adalah bahasa Banjar. “Kami berusaha melestarikan bahasa lainnya. Jangan sampai bahasa lain punah karena tidak ada penuturnya,” kata Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya