SOLOPOS.COM - Sejumlah orangtua mengantarkan anaknya yang menderita cacar air, berobat di Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Koripan, Kecamatan Matesih, Jumat (9/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Harianjogja.com, SLEMAN-Dua kasus varicella atau cacar air yang dialami bocah SD asal Kecamatan Kalasan dan Ngemplak diakui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman memiliki keterkaitan. Namun, hal itu tidak bisa dikatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena belum ada peningkatan signifikan terkait jumlah kasus yang memiliki keterkaitan.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Sleman, gejala penyakit cacar air mulai dialami seorang siswa SD kelas III asal Ngemplak pada 3 Oktober 2014 lalu. Selang dua pekan berikutnya, kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas IV mengalami gejala serupa pada Kamis (16/10/20014) lalu.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

“Hasil penelusuran kami, siswa kelas IV yang tinggal di Kalasan tersebut ternyata tertular adik kelasnya. Untuk memutus rantai penularan, kami meminta agar anak yang bersangkutan tidak diizinkan sekolah sampai sembuh total,” kata Wisnu Murti, Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Sleman, ditemui Selasa (21/10/2014).

Menurut Murti, dua minggu sejak gejala demam pertama merupakan masa rawan penularan penyakit.

“Jadi, kami edukasi agar tidak memaksakan diri berangkat sekolah. Isolasi dulu di rumah, tertib minum obat, dan kontrol gizinya,” papar Murti.

Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini mengungkapkan pengobatan bagi kedua penderita cacar air sudah sesuai standar penanganan wabah. Penyakit cacar air biasanya diawali dengan demam. Selang satu hingga dua hari, akan muncul bintik-bintik merah yang berisi cairan.

“Virus menular melalui percikan air ludah dan cairan pada bintik-bintik merah,” paparnya.

Menurut Linda, cacar air bisa disembuhkan oleh kekebalan tubuh penderita. Oleh karenanya, penderita harus berusaha menaikkan daya tahan tubuh dan mengonsumsi obat sesuai gejala.

“Misalnya dokter memberikan obat untuk mengatasi gejala panas. Dokter juga memberikan surat izin istirahat agar bisa izin sekolah,” ujarnya kemudian.

Meskipun merupakan penyakit sepanjang musim, musim pancaroba yang sedang terjadi dinilai membuat cacar air patut lebih diwaspada.

“Kondisi cuacanya sedang tidak bagus, jadi memengaruhi daya tahan tubuh. Gizinya ditambah, minum yang banyak, dan istirahat yang cukup,” kata Linda menjelaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya