SOLOPOS.COM - Objek Wisata Mata Air Cokro Klaten. (Pictagram)

Solopos.com, KLATEN – Harga tiket masuk Objek Mata Air Cokro (OMAC) di Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah, segera naik. Pemkab Klaten berencana memberlakukan retribusi tiket masuk objek wisata tersebut Rp15.000/orang mulai 1 Maret 2020.

Tarif baru itu menyesuaikan Perda No 2/2020 tentang perubahan kedua atas Perda No 19/2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. Sesuai Perda, tarif tiket masuk ke OMAC diberlakukan Rp15.000/orang. Nilai tarif tersebut naik dari yang selama ini berlaku Rp10.000 ditambah Rp500 untuk asuransi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Senangnya, WNI Eks Wuhan di Natuna Bisa Lepas Masker

“Kami akan sesuaikan dengan perda yang sudah turun. Sesuai dengan perda, OMAC masuk dalam klasifikasi tarif retribusi masuk Rp15.000/orang. Nilai itu belum termasuk dengan asuransi Rp500,” jelas Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Ety Pusparini, saat ditemui wartawan di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Jumat (14/2/2020).

Saat ini, Disparbudpora Klaten mulai menyosialisasikan rencana kenaikan tarif tiket masuk ke OMAC. “Kami sudah mulai sosialisasi dengan memasang spanduk di sekitar OMAC,” kata Ety Pusparini.

Sepeda Motor Tabrak Pikap di Karanganyar, 2 Pemuda Meninggal Dunia

Ety Pusparini mengatakan, kenaikan tarif retribusi itu berkenaan dengan penataan yang dilakukan di kawasan OMAC. Dalam waktu dekat, Disparbudpora Klaten memulai penataan pedagang kaki lima (PKL) yang selama bertahun-tahun tersebar di kawasan OMAC.

“Kami pada 2020 di APBD ada penataan kios PKL di OMAC agar tidak semrawut. Total ada 65 PKL. Tahun ini kami baru menata PKL yang ada di kolam bawah sekitar 25 pedagang. Untuk PKL yang ada di sisi atas, kami usulkan mendapatkan anggaran penataan pada 2021,” kata dia.

Selain menata PKL, Disparbudpora Klaten berencana membongkar wahana waterslide yang ada di OMAC. Wahana berumur sekitar 11 tahun tersebut sudah keropos dan rawan ambruk.

Pergantian Nama Muhammad Fatah ke Ayluna Putri, Kok Jadinya Lucinta Luna? Ini Alasannya

Wahana waterslide berketinggian sekitar 20 meter dan panjang 104 meter itu rampung dibangun sekitar 2009 dengan total anggaran Rp14 miliar. Sejak selesai pembangunan, waterslide tak terpakai alias mangkrak lantaran faktor keamanan.

“Kami berencana mengusulkan ke BPKD [Badan Pengelolaan Keuangan Daerah] untuk penghapusan aset itu [waterslide] karena kondisinya sudah membahayakan pengunjung. Selama ini pengawasan ekstra hati-hati,” kata Ety Pusparini.

Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Daya Tarik Sarana Wisata Disparbudpora Klaten, Ahmad Susanto, mengatakan anggaran penataan OMAC 2020 memakan dana APBD Klaten senilai Rp700 juta.

Ogah Sentuh Narkoba, Didi Kempot Pilih Ciu

Dana itu digunakan untuk membangun kios untuk memindahkan para PKL yang selama ini menyebar ke berbagai lokasi. Penataan tahun ini baru menyasar para pedagang yang berjualan di kolam sisi bawah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disparbudpora Klaten, Sri Nugroho, mengatakan nilai total pendapatan OMAC pada 2019 hampir Rp1,7 miliar. Nilai itu meningkat dibandingkan pendapatan 2018 senilai Rp900 juta. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, pada 2018 pengelolaan OMAC dilakukan melalui pihak ketiga. Sejak 2019, pengelolaan objek wisata air tersebut langsung dilakukan melalui Disparbudpora Klaten.

“Untuk tahun ini [2020], kami ditarget mendapatkan pendapatan Rp2 miliar setahun,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya