SOLOPOS.COM - Petugas memindai barcode ID card muktamirin yang akan masuk ruang rapat pleno Muktamar Ke-33 NU di Alun-Alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8/2015). Ribuan muktamirin mendapatkan ID card kosong tanpa barcode yang hanya bisa digunakan untuk menghadiri pembukaan muktamar, sedangkan untuk mengikuti sidang, harus menggunakan ID Card yang lengkap dengan nama, foto dan barcode. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Muktamar NU di Jombang diwarnai kekacauan lokasi penginapan muktamirin.

Solopos.com, JOMBANG — Panitia Pelaksanaan Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) menyiapkan kamar-kamar penginapan bagi peserta muktamar (muktamirin) di tiga pondok pesantren di seputaran Jombang, yakni di Pesantren Tambak Beras, Rejoso dan Denanyar. Sayangnya diperkirakan lebih dari 2.000 muktamirin salah kamar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kenyataan itu diungkapkan anggota staf akomodasi Panitia Nasional Muktamar NU Asmu’i di Jumbang, Selasa (4/8/2015). “Sekitar lebih dari 2.000 orang menempati lokasi yang berbeda, namun kami terus usahakan agar semua sesuai, agar tidak membuat repot juga kawan-kawan panitia seperti konsumsi dan transportasi,” ujar Asmu’i.

Ekspedisi Mudik 2024

Sejak awal pembukaan muktamar, Pondok Pesantren Tambak Beras, Rejoso dan Denanyar yang disiapkan panitia dikabarkan terisi penuh, melebihi kuota yang disediakan. Atas kejadian tersebut, pihak panitia pun meminta maaf jika penyebabnya adalah pelayanan dari mereka yang kurang baik.

“Panitia ini sudah bekerja dengan mengeluarkan yang terbaik, maka kami mohon agar para peserta memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan,” kata Ketua Panitia Pelaksana Daerah Muktamar Ke-33 NU Saifullah Yusuf saat dihubungi Kantor Berita Antara di Jombang, Jawa Timur, Selasa.

Setelah mengusut pangkal masalah, panitia meminta para muktamirin memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh panitia sesuai alokasi. Saifullah yang akrab disapa Gus Ipul itu menjelaskan setelah registrasi pertama, para peserta muktamar seharusnya melakukan pendaftaran ulang di tempat menginap yang telah ditentukan. Namun, di lokasi yang ditentukan tidak terdapat peserta yang dimaksud tersebut.

“Bahkan di tiap Ponpes tersebut juga ditemukan kasus namanya terdaftar namun orangnya ternyata menginap di tempat lainnya,” ujar Gus Ipul yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur itu.

Setelah penataan ulang, jumlah muktamirin yang menempati kamar masih jauh di bawah kuota yang disediakan panitia. Diperkirakan, 2.000-an muktamirin menempati lokasi yang tidak sesuai.

Asmu’i memerinci Pondok Pesantren Tambak Beras terisi 370 orang dari kuota 804. Pesantren Denanyar terisi 180 orang dari kuota 798. Sementara itu, satu pondok pesantren lain sebagai tambahan, yakni Peterongan terisi 277 orang dari kuota 804 kuota.

“Ini mengalami peningkatan dari sebelumnya yang sangat jauh dari kuota, sementara di Tebu Ireng itu kelebihan dari kuota yang disediakan, nanti kami mulai usahakan untuk mendistribusikan ulang yang salah tempat tersebut,” ucap Asmu’i.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya