SOLOPOS.COM - Muhammadiyah-‘Aisyiyah pada Sabtu (5/11/2022) menyelenggarakan Sidang Pleno I Muktamar ke-48 di Solo dan diikuti secara hybrid dari 208 lokasi di Indonesia. (Istimewa/ muhammadah.or.id)

Solopos.com, SOLO – Muktamar Muhammadiyah yang sudah dilaksanakan 48 kali awalnya bernama Kongres Muhammadiyah yang digelar setahun sekali sejak tahun 1912 hingga 1941.

Dari total 48 kali muktamar, terbanyak dilaksanakan di Yogyakarta yang merupakan tempat berdirinya Muhammadiyah yakni sebanyak 24 kali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari https://muhammadiyah.or.id/, Senin (7/11/2022), selama 1912-1925 forum tertinggi Muhammadiyah selalu digelar di ibukota Muhammadiyah, Yogyakarta.

Namun setelah tahun itu, forum tinggi mulai diselenggarakan di luar Yogyakarta secara bergiliran.

Baca Juga: Sejarah Muktamar Muhammadiyah, dari Digelar Setahun menjadi Lima Tahun Sekali

Untuk memudahkan jangkauan para peserta, forum tinggi Muhammadiyah selalu digelar di kawasan perkotaan.

perubahan jeda waktu forum tinggi mulai terjadi ketika Indonesia memasuki masa revolusi fisik dan intensitas peperangan yang tinggi.

Tahun 1941 sampai 1950, forum tinggi diadakan secara terbatas (darurat) selama dua kali saja.

Baca Juga: Warga Muhammadiyah di Mesir dan Malaysia Pastikan Hadiri Muktamar di Solo

Memasuki kurun waktu 1950 sampai 1958, periode forum tinggi dilakukan selama tiga tahun sekali.

Pergeseran periodik mulai kembali terjadi antara tahun 1971 sampai 1985 karena instabilitas nasional.

Namun sejak 1985 sampai saat ini, forum tinggi rutin dijadwalkan selama lima tahun sekali, kecuali pada dua tahun terakhir akibat pandemi global Covid-19 yang mengakibatkan forum tinggi ditunda.

Baca Juga: Pembukaan Muktamar Muhammadiyah, Jl Adi Sucipto Solo Belum Pasti Ditutup Total

Total sampai Muktamar terbaru tahun 2022 ini, forum tinggi dilaksanakan 39 kali di pulau Jawa dan 9 kali di luar pulau Jawa.

Dalam hitungan ini, Yogyakarta adalah yang paling banyak menjadi tuan rumah dengan jumlah 24 kali menyelenggarakan forum tinggi.

Kota-kota yang pernah menjadi tuan rumah adalah Jakarta (3 kali), Solo (4 kali), Makassar (3 kali), Malang (2 kali), Surabaya (2 kali), Purwokerto (2 kali), dan sekali di kota seperti Bukittinggi, Padang, Pekalongan, Semarang, Bandung, Medan, Banjarmasin, dan Palembang.

Istilah Forum Tinggi

Untuk peristilahan forum tinggi, tahun 1912-1921 memakai istilah bahasa belanda Algemene Vergadering yang berarti rapat umum.

Namun Muhammadiyah juga sempat memakai istilah Belanda lain seperti Jaarvergadering yang artinya pertemuan tahunan pada 1922.

Pada tahun 1923, Muhammadiyah mulai menggunakan peristilahan Indonesia, yakni Perkumpulan Tahunan.

Namun sejak 1924-1946, Muhammadiyah mulai menggunakan peristilahan serapan dari bahasa Inggris, yakni Congress (kongres).

Baca Juga: Muktamar Muhammadiyah di Solo 10 Hari Lagi, Ini Agenda dan Jadwal Lengkapnya

Forum tinggi juga sempat memakai beberapa peristilahan khusus, misalnya Congres Seperempat Abad di Jakarta tahun 1936, hingga Congres Dharurot yang diselenggarakan secara terbatas pada 1944, dan 1946 karena meletusnya peperangan dan revolusi fisik bangsa Indonesia melawan penjajah.

Penggunaan istilah Muktamar mulai terjadi sejak tahun 1950. Nama istimewa Muktamar terjadi pada tahun 1936 (Muktamar Seperempat Abad), 1962 (Muktamar Setengah Abad, juga disebut sebagai Muktamar Anugerah karena Muhammadiyah tidak jadi dibubarkan oleh pemerintah), dan 2010 (Muktamar Satu Abad).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya