SOLOPOS.COM - KERUSUHAN LAMPUNG. Warga Balinuraga Kecamatan Waypanji Lampung Selatan mengungsi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bandarlampung menyusul bentrok antar warga di daerah itu, Selasa (30/10/2012). Sebanyak 192 rumah penduduk desa itu dirusak dan dibakar massa saat bentrokan dengan warga Kalianda yang menewaskan 14 orang. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

KERUSUHAN LAMPUNG. Warga Balinuraga Kecamatan Waypanji Lampung Selatan mengungsi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bandarlampung menyusul bentrok antar warga di daerah itu, Selasa (30/10/2012). Sebanyak 192 rumah penduduk desa itu dirusak dan dibakar massa saat bentrokan dengan warga Kalianda yang menewaskan 14 orang. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

LAMPUNG–Bentrokan antarwarga di Lampung Selatan bukan karena konflik antarpemeluk agama akan tetapi antarwarga desa setempat, kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Selatan Hamim Fadhil.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

“Sekali lagi, ini bukan konflik agama tapi konflik antardesa, namun kebetulan satu beragama Hindu dan satunya beragama Islam,” katanya di Kalianda, Rabu, saat sambutan acara tatap muka antartokoh adat terkait kasus bentrokan itu.

Ia mengharapkan mereka yang beragama Islam yang mayoritas di Kecamatan Kalianda itu memiliki pedoman kuat sebagai muslim.

Seperti firman Allah SWT, kata dia, manusia itu diciptakan ada laki-laki dan perempuan yakni Nabi Adam dan Hawa, kemudian mereka berkembang menjadi berbangsa-bangsa, dan dalam bangsa itu ada suku-suku.

Oleh karena itu, katanya, jika dilihat Indonesia terdapat ratusan suku, seperti Jawa, Sunda, dan Batak, hal itu untuk saling mengenal sesuai perintah Allah SWT.

“Agama silakan Kristen, Hindu, Budha, Islam, namun salah satu tujuannya adalah untuk saling kenal mengenal,” kata dia.

Di antara suku dan agama itu, katanya, tidak ada yang membedakan kecuali ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ia mempersilakan mereka bertakwa kepada Tuhan dan menjalankan ajaran melalui kitab masing-masing, tanpa harus terjadi perpecahan dan tanpa permasalahan.

“Dengan adanya konflik ini, kita semua yang berada di Lampung Selatan merasa sedih, karena berkali-kali terjadi,” ujar dia.

Terkait dengan bentrok antarwarga sebelumnya di Sidomulyo, katanya, semua pihak telah menandatangai kesepakatan damai, namun perisitwa serupa terjadi lagi.

Oleh karena itu, ia mengajak semua lapisan masyarakat dan pemerintah menciptakan perdamaian berdasarkan hati nurani.

“Mari kita berupaya agar konflik ini jangan sampai terulang lagi,” kata dia.

Pertemuan dalam rangkai mediasi antartokoh adat setempat untuk menuju perdamaian warga itu berlangsung di Markas Polres Lampung Selatan dengan mediator Kepala Polda Lampung Brigjen Pol Jodie Roosetoe dan Komandan Korem 043 Garuda Hitam Kol Czi Amalsyah Tarmidzi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya