Medan–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara menyarakankan kepada pemerintah melalui Departemen Kesehatan perlu kiranya membuat sendiri vaksin meningitis baru yang tidak mengandung lemak babi.

PromosiPramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

“Pemerintah perlu secepatnya membuat vaksin yang benar-benar terjamin kehalalannya untuk digunakan bagi calon jemaah haji Indonesia,” kata Ketua MUI Sumut, Prof Dr. Abdullah Syah, MA, di Medan, Sabtu (27/6).

Perlunya disarankan mengenai pembuatan vaksin tersebut, karena sampai saat ini belum ada keputusan tentang penggunaan vaksin meningitis itu kepada calon jemaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci Makkah.

Padahal, katanya, vaksin meningitis yang akan digunakan bagi calon jemaah haji itu diduga bermasalah, karena mengandung lemak babi.

“Kalau mengenai temuan vaksin meningitis itu memang terbukti mengandung lemak babi untuk apa kita pertahankan dan digunakan pada calon jemaah haji. Ini jelas haram hukumnya,” kata Abdullah Syah yang juga Guru Besar IAIN Sumut.

Ia mengatakan, vaksin meningitis yang boleh disuntikkan kepada calon jemaah haji itu adalah yang tidak bercampur dengan yang haram.

Untuk itu, katanya, pemerintah perlu kiranya memikirkan upaya tersebut, demi untuk kebaikan bagi calon jemaah haji Indonesia.

Jemaah haji di Malaysia, saat ini mereka menggunakan vaksin meningitis buatan negara mereka dan tidak perlu membelinya lagi dari Belgia.

“Nah, Indonesia juga perlu mencontoh apa yang dilakukan Malaysia dalam pembuatan vaksin meningitis itu. Untuk kebaikan bagi calon jemaah haji sehingga tidak menggunakan vaksin meningitis yang tidak halal,” katanya.

Pemerintah Indonesia juga diharapkan bisa membuat vaksin meningitis tersebut. Sedangkan vaksin DPT, anti folio dan lainnya bisa dibuat sendiri.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi