SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL—Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gunungkidul mempertanyakan wacana sertifikasi ulama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Apa sertifikasi ulama nanti tidak justru menciptakan celah-celah praktik korupsi di lingkungan yang berwenang mengeluarkan sertifikasi?” kata Ketua MUI Gunungkidul Sukamto kepada Harian Jogja.

Menurutnya wacana sertifikasi ulama guna mengontrol ruang gerak terorisme bukan solusi tepat. Sertifikasi ulama dinilai hanya akan menambah masalah baru muncul. Menurutnya, ulama sudah memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan tidak perlu diragukan.

Dia menambahkan teroris yang menggunakan kekerasan demi tegaknya ajaran Islam justru tidak matang dalam memaknai ajaran agama.

“Islam adalah keselamatan dan rahmat bagi alam semesta dan sesama. Islam juga tidak mengajarkan untuk merusak dan kekerasan,” tegasnya belum lama ini.

Apa yang diperlukan saat ini, imbuh Sukamto, adalah aksi jihad melawan kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan atau jihad dalam ekonomi.

Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gunungkidul, Mohamad Zaenuri Iksan menilai sertifikasi ulama perlu ditolak. Menurutnya dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni NU maupun Muhamadiyah memiliki sejarah mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya