MUI DIY setuju adanya pembinaan mahasiswi yang bercadar
Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, Thoha Abdurrahman menyatakan setuju dengan kebijakan rektor UIN Sunan Kalijaga. Menurut Thoha, tidak ada tuntunannya dari Nabi bagi perempuan mengenakan cadar.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Tidak pakai cadar tidak apa-apa dalam Islam,” kata Thoha, melalui sambungan telepon, Selasa (7/3/2018).
Thoha mengatakan, penggunaan cadar dengan alasan ideologi, terlebih tidak mau bergaul dengan mahasiswi lainnya maka itu cenderung akan bersikap ekstrem dan radikal. Karena itu, ia setuju adanya pembinaan mahasiswi yang bercadar.
Baca juga : Pendataan Mahasiswi Bercadar Berpotensi Langgar Kebebasan Beragama
UIN Sunan Kalijaga akan membina 41 mahasiswinya yang bercadar saat proses perkuliahan di kampus. Mahasiswi tersebut akan diarahkan untuk melepas cadarnya. Bahkan jika hasil pembinaan itu mahasiswi tetap mengenakan cadar akan dikeluarkan dari kampus.
Menurut Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi penggunaan cadar termasuk berlebihan. Rektor juga menilai tidak ada jaminan mahasiswi yang berscadar saat mengikuti ujian adalah benar-benar mahasiswi yang bersangkutan karena tidak bisa dikenali akibat terhalang cadar.
Yudian beralasan kebijakannya untuk menyelamatkan generasi muda karena mahasiswi bercadar dianggapnya cenderung eksklusif. “Memakai cadar itu banyak mudaratnya, banyak perempuan yang semula ikhlas beragama tetapi terkadang terjebak menjadi korban ideologi tertentu,” kata Yudian.