SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gresik–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik mendesak kepada dinas kesehatan setempat agar segera memberikan penyuluhan tentang flu A-H1N1 di beberapa pondok pesantren di Gresik yang berjumlah 60 ponpes dengan 22.152 orang santri.

Pasalnya, menurut Ketua MUI Gresik, Khusnan Ali, Sabtu, umumnya para santri maupun pengelola yayasan masih minim pengetahuan akan pennyakit tersebut, apalagi menyusul mewabahnya kasus penularan flu A-H1N1 di sejumlah ponpes di Jawa Timur.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Kami telah berkirim surat kepada dinkes untuk segera memberikan penyuluhan, karena umumnya mereka masih belum mengetahui bagaimana ciri-ciri penyakit tersebut, bentuk antisipasi, dan langkah apa yang harus dilakukan jika ada salah satu santri yang tertular,” katanya. 

Kendati sampai saat ini belum ada laporan adanya santri yang tertular penyakit tersebut, tapi tidak menutup kemungkinan penyakit itu akan mewabah di sejumlah ponpes di Gresik.

“Jangan menunggu sampai ada korban baru dinkes bertindak, tapi bagaimana cara mengantisipasi dan mencegah agar penyakit tersebut tidak menyebar ke Gresik,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Gresik melalui Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular, Adi Kinaryo mengakui pihaknya belum turun ke pondok pesantren guna menyosialisasikan kasus flu A-H1N1 karena keterbatasan personel.

Pihaknya masih akan mengusulkan kepada kadinkes kapan akan melakukan sosialisasi di Ponpes.

“Kami di dinkes hanya dua orang, sementara jumlah ponpes di Gresik banyak,” katanya.

Untuk menyiasati hal itu, dinkes telah berkoordinasi dengan 32 puskesmas di 18 kecamatan di Gresik untuk memberikan penyuluhan kepada masing-maing ponpes.

Selama ini sosialisasi A-H1N1 baru sebatas di dua kecamatan yakni Sidayu dan Manyar, pasalnya dulunya ketika flu burung mewabah, dua kecamatan sempat menjadi daerah rawan penularan.

“Dulu banyak ayam mati di dua kecamatan itu karena terserang flu burung, maka dari itu kami dahulukan dua kecamatan ini untuk sosialisasi,” katanya.

Pihaknya juga belum bisa merealisasikan instruksi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang meminta agar masing-masing ponpes disediakan ruang isolasi khusus untuk merawat pasien yang tertular A-H1N1.

“Kami belum membicarakan hal itu, yang baru kami lakukan hanya sebatas penyiagaan tenaga medis di puskesmas hingga tamiflu. Jadi, bagai mereka yang tertular kami minta untuk segera dirujuk di puskesmas terdekat sebelum dibawa ke rumah sakit,” katanya.

Saat ini persediaan tamiflu di dinkes tinggal 15 ribu dosis, sementara 50 ribu dosis telah disalurkan ke masing-masing puskesmas, dengan jatah 50 box tamiflu.

“Persediaan tamiflu ini masih cukup hingga akhir tahun 2009 nanti,” katanya.
Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya