SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengatakan pengawasan terhadap berbagai ceramah sebagai tindakan berlebihan karena dampaknya justru menumbuhkan saling curiga.

Sekretaris Umum MUI Jateng Ahmad Rofiq, di Semarang, Senin (24/8), mengatakan MUI Jateng prihatin terhadap upaya mempersempit gerak terorisme dengan mengawasi ceramah dan menilai upaya tersebut sebagai tindakan yang berlebihan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami prihatin dan sedih karena pernyataan tersebut ditujukan untuk semua ceramah. Oleh karena itu, siapa pun petinggi yang menyatakan hal tersebut harus meralatnya,” katanya.

Ia melihat dengan mengawasi seluruh ceramah tersebut, justru dapat merusak prinsip demokrasi saling menghormati dan merusak nilai kesadaran masyarakat dalam melakukan kontrol.

“Kepolisian punya aparat intelijen. Jadi kalau ada yang perlu diawasi, ya diawasi saja tetapi tidak menggeneralisasi semua ceramah harus diawasi,” katanya.

Apalagi masyarakat Indonesia juga memiliki kesadaran untuk melakukan kontrol menyampaikan informasi jika ditemukan informasi si A dan si B yang mencurigakan langsung dilaporkan ke aparat pemerintah.

“Seharusnya pemerintah bisa menghargai masyarakat, daripada membuat pernyataan ceramah yang harus diawasi dan berdampak merusak suasana kondusif,” katanya.

Menurut dia, pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak mana pun harus berdasar dan ada faktanya. Namun, jika memang ada ceramah yang harus dicurigai, maka hal tersebut juga kasuistis tidak dapat diglobalkan.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya