Solopos.com, JAKARTA – Ormas Islam terbesar kedua di Indonesia, MasMuhammadiyah, menolak opsi relokasi kelompok Syiah dari Sampang yang diberikan pemerintah.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ketua DPP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan relokasi pengungsi Syiah akan menjadi preseden buruk bagi perlindungan minoritas di Indonesia.
Jika pemerintah merestui relokasi, lanjutnya, sikap kelompok mayoritas di Sampang akan dicontoh oleh kelompok mayoritas lain jika muncul letupan konflik komunal.
“Akan terjadi usir mengusir. Relokasi bukan solusi, jangan sampai ada preseden suatu kelompok terusir dari kampung halamannya tersendiri,” katanya di sela acara open house Lebaran di kediaman Jusuf Kalla, Jumat (9/8).
Din menegaskan dirinya menghargai upaya pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Timur yang mendorong proses rekonsiliasi.
Dia mengharapkan kedua pihak, kelompok Sunni dan pengungsi Syiah, mau menahan diri dan mengikuti proses rekonsiliasi dengan pikiran terbuka.
Proses rekonsiliasi, tambahnya, harus diletakkan berdasarkan prinsip ajaran islam. Para ulama yang berpengaruh harus mau mendekati kedua kelompok untuk berdiskusi mencari solusi terbaik.
“Islah, harus diyakinkan kelompok mayoritas untuk menerima. Kepada kelompok syiah, harus mau tidak terlalu ambisus menyiarkan ajarannya,” kata Din.