SOLOPOS.COM - Mudjiono (Espos/Oriza Vilosa)

Mudjiono (Espos/Oriza Vilosa)

Jika membayangkan seperti apa tampang seseorang yang bertugas mengantar dan mengawal tahanan dari rumah tahanan menuju pengadilan dan sebaliknya, mungkin yang tergambar adalah sosok petugas yang berbadan besar.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Namun, Mudjiono yang menjabat sebagai staf tindak Pidana Kejari Sukoharjo, tak seperti itu penampilannya. Meski begitu laki-laki ini justru pernah membekuk tahanan yang lari sebelum sidang. “Dulu, ada tahanan yang pernah lari dan spontan dikejar banyak orang. Tapi akhirnya saya meloncat dan menindih tahanan itu di tengah sawah sampai dia bisa diamankan lagi,” ulas warga Duwet RT 2/RW II, Baki, Sukoharjo itu.

Tapi Mudjiono tak begitu saja membiarkan kesan sangar melekat pada dirinya. Seperti yang terbukti saat menunggu sidang terdakwa kasus pencabulan dan pembunuhan, beberapa bulan lalu. Sejumlah orang di PN Sukoharjo mengkhawatirkan terdakwa itu bakal ngamuk, maklum sebelum itu dia terlibat cekcok dan mengamuk di Rutan Solo.

Tapi pengunjung sidang tercengang saat terdakwa itu mendadak menyanyi di depan pintu ruang sidang. Otomatis, semua orang tertawa melihat itu. “Saya memang sengaja memutarkan lagu saat tahanan berada di dalam mobil yang berjalan menuju pengadilan,” paparnya. Rupanya pria yang sering mengemudikan mobil tahanan itu menggunakan lagu dalam mendekati psikis tahanan yang dibawanya.

Sebenarnya Mudjiono sempat bercita-cita menjadi guru. Dan ternyata dalam pekerjaannya saat ini, cita-cita itu sedikit banyak diterapkan Mudjiono. “Seperti guru dalam mengajari siswa yang harus menyentuh psikis dan karakter siswa. Terhadap tahanan, saya juga harus memiliki metode pendekatan untuk mengajari serta menggiring pikiran negatif mereka,” urainya.

Tak berhenti di situ. Mudjiono pun tercatat aktif di sejumlah organisasi. Di antaranya adalah ketua Paguyuban RT-RW di Desanya, Ketua Forum Komunikasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan lainnya. Dia merasa bangga saat tenaga dan pikirannya dapat diterapkan di tengah warga serta berdampak positif. Mudjiono mengungkap sejumlah acara dan undangan sering menyambutnya sepulang kerja. Bukan merasa lelah, dia mengaku justru merasa pegal-pegal saat tidak turun dan bersosialisasi bersama warga.

Oleh: Oriza Vilosa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya