SOLOPOS.COM - Pemudik yang dikarantina mendengarkan khutbah saat mengikuti salat Idulfitri di halaman Grha Wisata Niaga, Solo, Minggu (24/5/2020). (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo belum memiliki rencana mengaktifkan kembali rumah karantina setelah pemerintah pusat mengeluarkan larangan mudik Lebaran tahun ini.

Tahun lalu, Pemkot menjadikan Grha Wisata Niaga di Jl Slamet Riyadi kawasan Sriwedari sebagai rumah karantina bagi pemudik. Hal itu guna mencegah persebaran virus SARS CoV-2.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejauh ini, Pemkot memilih mengoptimalkan Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, meski tidak menutup kemungkinan membuka lagi rumah karantina.

Baca Juga: 1.600 Batang Rokok Ilegal Disita Dari Toko Kelontong di 4 Kecamatan Karanganyar

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan salah satu lokasi alternatif rumah karantina bagi perantau yang mudik saat Lebaran nanti adalah Solo Technopark (STP) di Jebres.

“Ya nanti masih dibahas. Tapi kalau bisa mengefektifkan Asrama Haji Donohudan, ya dipakai. Tapi kalau enggak ya Solo Technopark atau apa,” katanya kepada wartawan, Selasa (30/3/2021).

Ahyani menyebut kebijakan larangan mudik bertujuan baik, meski ia yakin bakal banyak warga yang nekat pulang kampung. Atas dasar itulah, Pemkot menyiagakan Satgas Jaga Tangga guna memantau situasi lingkungan masing-masing.

Baca Juga: Nekat Mudik, Perantau Asal Klaten Pulang Wajib Bawa Surat Hasil Tes Swab

Jaga Tangga Awasi Perantau Mudik

Apabila ada perantau yang mudik di lingkungan setempat, petugas Jaga Tangga Solo bisa bergerak dan mengarahkan untuk karantina mandiri atau ke rumah karantina jika ada.

“Apakah mereka harus dikarantina dulu di Donohudan atau rumah karantina kami, ya disiapkan. Membawa hasil uji swab negatif juga tetap enggak boleh, vaksin pun begitu. Siapa yang bisa menjamin mereka tidak tertular saat perjalanan,” ucap Ahyani.

Pada tahun lalu, pemudik yang datang lewat terminal dan stasiun langsung dibawa ke Graha Soloraya untuk dicek kesehatannya kemudian karantina selama 14 hari.

Baca Juga: Mudik Dilarang, Dishub Sukoharjo Perketat Pengawasan di Jalur Perbatasan

Kendati begitu, tak sedikit pula yang mudik ke Solo menggunakan kendaraan pribadi sehingga langsung pulang ke rumah, bukan ke rumah karantina. Saat itu, Jaga Tangga belum seaktif sekarang sehingga Pemkot pernah kecolongan.

Ahyani tak ingin kasus Covid-19 yang sudah landai selama sebulan terakhir ini kembali melonjak saat momentum Lebaran karena dipicu arus mudik.

Sanksi PNS Solo Mudik

Data pada Selasa (30/3/2021), kumulatif jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 9.979 orang. Perinciannya, 9.280 orang sembuh, 163 orang isolasi mandiri, 47 orang rawat inap, dan 484 orang meninggal dunia. Sementara, uji swab PCR yang dilakukan Pemkot hingga Selasa berjumlah 57.285 sampel.

Baca Juga: Beredar Video Maling Motor Dicabuti Kumisnya Di Baturetno Wonogiri, Ini Penjelasan Polisi

Pada sisi lain, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melarang pegawai negeri sipil atau PNS lingkungan Pemkot Solo mudik. Sejumlah sanksi disiapkan bagi ASN yang nekat mudik.

"Saya tekankan juga untuk PNS untuk tidak mudik, kita menahan diri dulu biar kita cepat kembali dan pulih dari pandemi, itu aja," kata Gibran dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa.

Aturan mengenai sanksi itu bakal diterbitkan sebelum Ramadan dimulai. "Lha nanti kalau mudik kami tidak tahu yang datang ke Solo itu keadaan kesehatannya seperti apa. Kami tidak pengin grafik yang sekarang sudah landai, sudah membaik, rumah sakit sudah mulai kosong, nanti kalau ada acara mudik bisa seperti dulu lagi. Kami tidak ingin seperti itu," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya