SOLOPOS.COM - Situasi Terminal Tawangmangu, Karanganyar masih belum ramai didatangi pemudik di bulan Ramadan Sabtu (17/4/2021). (Candra Putra Mantovani/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pelaku usaha pariwisata di kawasan wisata Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, mengaku penghasilan merosot hingga 50% selama momen Ramadan hingga libur Lebaran tahun ini.

Para pelaku usaha itu menduga kondisi itu dampak dari kebijakan pemerintah melarang mudik dan penyekatan di sejumlah wilayah perbatasan Jawa Tengah dengan provinsi lain. Tetapi, pelaku usaha wisata masih memilih membuka usaha selama Ramadan hingga libur Lebaran.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Mereka berharap masih bisa mengais rezeki selama momen tersebut. Mereka menggantungkan harapan pada wisatawan lokal selama libur Lebaran tahun ini.

Pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan melarang mudik mulai Kamis hingga Senin (6-17/5/2021). Selain larangan mudik, pemerintah juga melakukan penyekatan di wilayah perbatasan antarprovinsi.

Baca juga: Nostalgia Polisi Karanganyar jadi Badut Demi Hibur Pemudik

Manager Operasional Embun Lawu Tawangmangu, Suparman, menyampaikan pengunjung merosot. Dia mencontohkan tidak ada yang menyewa penginapan di Embun Lawu selama akhir pekan ini.

“Biasanya penuh. Ini masih sepi. Yang datang ke objek wisata juga sepi. Selama periode tertentu itu paling hanya 20%-30% pengunjung saja. Hari biasa paling banyak 35-50 orang. Dua pekan ini sepine ora umum. Kalau menurut saya ya akibat larangan pemudik dan penyekatan di masing-masing wilayah. Bagaimanapun juga kebijakan pemerintah berpengaruh,” kata Lek Man, sapaan akrab Suparman, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Dia menyampaikan pelaku usaha wisata di Karanganyar akan bertahan sembari berharap kondisi tersebut tidak berlangsung terlalu lama. Fokus pelaku usaha saat ini adalah bisa membayar gaji karyawan.

Baca juga: 3 Hari, Puluhan Kendaraan Putar Balik di Pos Penyekatan Cemara Kandang

Hal senada disampaikan Pengelola Objek Wisata di Tawangmangu, Parmin Sastro. Parmin mengelola tiga objek wisata, yakni The Lawu Park, Sakura Hills, dan Wonder Park Tawangmangu. Dia masih membuka usaha wisatanya demi menjaga semangat karyawan.

“Objek wisata di Tawangmangu masih buka [selama libur Lebaran] tapi saya pesimis. Pengunjung [lokal Soloraya] sedikit. Penyekatan di beberapa lokasi dan larangan mudik ini berpengaruh. Ya walaupun pemudik sudah masuk sebelum tanggal 6 Mei. Tapi kemungkinan tidak piknik seperti Lebaran sebelum pandemi,” tutur Parmin saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Promo untuk Pengunjung

Setidaknya, lanjut dia, tahun ini lebih baik dibanding Lebaran tahun lalu. Pelaku usaha wisata di Karanganyar tidak membuka usaha selama momen Lebaran tahun lalu karena awal pandemi Covid-19.

“Kami menawarkan promo untuk menarik minat pengunjung. Biasanya high season ini kami naikkan harga dan penginapan penuh satu bulan sebelumnya. Sekarang tidak kami naikkan, kami beri promo 25%-50% saja belum penuh,” tutur dia.

Baca juga: Diduga Keracunan Takjil, Puluhan Warga Tukringin Karangpandan Karanganyar Dilarikan Ke RS

Selain itu, Parmin menyebut bahwa daya beli masyarakat menurun. Menurutnya, masyarakat berkunjung ke Tawangmangu hanya untuk menongkrong di tepi jalan dan jajan. Mereka tidak masuk ke objek wisata atau menginap di penginapan, vila, maupun hotel di Tawangmangu.

“Masyarakat menahan diri. Ini indikasi daya beli masyarakat menurun. Dulu ke Tawangmangu itu orang bermalam, sekarang hotel, vila, penginapan rata-rata kosong. Pengunjung restoran juga turun dibanding sebelumnya. Kalau pengunjung tempat wisata turun lebih dari 50%," jelsanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya