SOLOPOS.COM - Kades Bedoro, Sambungmacan, Sragen, Pri Hartono (kiri), bersama Koordinator Sukarelawan Tukiman memasang stiker di rumah salah satu warganya, Minggu (12/4/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Pemerintah Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, memiliki cara sendiri untuk memudahkan pemantauan para pemudik.

Rumah para perantau yang pulang ke kampung selama wabah Covid-19 dipasangi stiker sebagai tanda bahwa penghuni rumah itu dalam pemantauan terkait waspada Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak hanya itu, warga Desa Bedoro juga diajak untuk bersama-sama melawan corona dengan membentuk Posko Satgas Pencegahan Covid-19 di Balai Desa.

Posko itu dijaga warga secara sukarela selama 24 jam setiap hari dengan sistem sif. Sukarelawan itu berasal dari kalangan perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga desa, dan karangtaruna.

Ratusan Warga Karanganyar Peserta Ijtima Gowa Bakal Jalani Rapid Test

Posko yang juga untuk pemantauan pemudik di Desa Bedoro, Sragen, itu dibentuk sekitar sebulan lalu. Aktivitas posko yang dikoordinasi Kepala Desa (Kades) Bedoro Pri Hartono itu tak monoton.

Seluruh elemen desa dan warganya bersatu dan guyup rukun melawan virus corona dengan inovasi tersendiri. Pri Hartono menginisiasi stikerisasi rumah pemudik itu untuk memudahkan pengawasan selama 14 hari masa karantina.

Pemudik Langsung Diingatkan Warga Jika Keluyuran

“Kalau ada PP [pelaku perjalanan] kok keluyuran ke warung pasti diingatkan warga setempat atau tetangganya agar pulang. Warga memiliki komitmen yang sama supaya para PP ini tetap berdiam di rumah selama 14 hari,” ujar Pri saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (12/4/2020).

Di posko saat itu juga ada Koordinator Sukarelawan Satgas Lawan Covid-19 Desa Bedoro Tukiman.

Balap Liar Di Tengah Pandemi Corona, Gerombolan Pemuda Gantiwarno Klaten Digerebek Polisi

Pri menjelaskana program pemasangan stiker di rumah pemudik untuk memudahkan pemantauan di Desa Bedoro Sragen dilakukan Satgas Lawan Covid-19 sejak dua pekan yang lalu.

Pemasangan stiker itu ternyata efektif membuat para pemudik tetap tinggal di rumah selama 14 hari. Program itu pun dilirik sejumlah desa lainnya.

Beberapa desa mencontoh program yang diinisiasi Desa Bedoro tersebut. “Sudah banyak desa yang studi banding ke Bedoro. Sabtu [11/4/2020] lalu ada tim dari Kecamatan Sukodono yang studi banding ke Bedoro,” kata Pri.

Selain itu ada Desa Glonggong di Gondang, Desa Toyogo di Sambungmacan, dan Desa Gemantar di Mondokan yang ikut membuat stiker rumah pemudik di wilayah masing-masing.

Tak Pakai Masker, Petugas Kelurahan Sumber Solo Terancam Sanksi Denda Rp5.000

"Seorang anggota DPR RI pun sempat berkunjung ke Bedoro untuk melihat langsung inovasi kami," kata Pri.

Di Bedoro ada 100 orang pemudik yang tercatat dalam buku kerja bidan desa. Seluruh rumah 100 pemudik itu sudah terpasang stiker itu. Pri juga menyiapkan 20 paket sembako bagi para PP yang tidak mampu.

Namun, sampai sekarang belum ada PP yang masuk keluarga miskin. Adanya stiker itu memudahkan pula untuk pemantauan saat ada pemudik di wilayah timur Sragen itu yang mengalami gejala sakit.

"Beberapa waktu lalu ada dua orang PP yang panasnya sampai 39 derajat Celcius setelah diberi obat ternyata panasnya menurun sampai sekarang sehingga statusnya tidak jadi dinaikkan,” ujar Pri.

Penemuan Mayat Jatirejo Wonogiri Bikin Heboh, Petugas Evakuasi Pakai APD Lengkap

Bila ada gejala di stiker akan dilingkari sesuai gajalanya karena dalam stiker ada kolom empat gejala, yakni demam/panas, batuk/flu, sakit tenggorokan, dan sesak napas.

Pemudik Tidak Keberatan

Salah satu pemudik, Puspita, tidak keberatan rumahnya dipasangi stiker. Ia baru pulang dari Jakarta Selatan pada Sabtu lalu dan ia sanggup karantina mandiri sampai 25 April.

“Saya pulang karena orang tua meminta pula. Kebetulan kuliah sudah selesai dan tinggal menyelesaikan skripsi,” ujar mahasiswa itu.

Masuk Zona Merah Covid-19, Tim Patroli Kartasura Sukoharjo Bubarkan Kerumunan Warga



Seorang pemudik lainnya, Rinda, baru pulang dari Pontianak beberapa hari lalu. Rinda pun tidak keberatan rumahnya dipasangi stiker. Ia pulang karena kontrak kerjanya habis.

Ia pulang dengan teman-temannya sebanyak 28 orang dari satu tempat kerja yang sama. “Yang pulang ke Sragen ada tiga orang, salah satunya saya. Saya pulang naik pesawat dan sempat dicek kesehatannya di Bandara Adi Sumarmo Solo,” katanya.

Inovasi Bedoro diapresiasi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Bupati menyampaikan tidak hanya Bedoro yang siap dengan Satgas Lawan Covid-19, tetapi juga ada desa lain, seperti Desa Sambungmacan, Gawan di Tanon, dan Sepat di Masaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya