SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Muda Berkarya hadir setiap Jumat di The Young Koran Umum Solopos diasuh oleh Astrid Widayani, inisiator Youth Reinforcement Program (YRP).  Sekretariat YRP di Jl. MT Haryono 34B, Manahan, Solo, Telepon  (0271) 7467243, WA 08562816271

Solopos.com, SOLO  — Ada seorang gadis remaja yang sangat suka menyendiri. Dia lebih suka menikmati waktu di kamarnya sendiri. Ketika berada di luar rumah, dia memilih untuk tidak banyak bergaul dan cenderung memiliki sedikit teman.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dia juga tidak mudah untuk percaya kepada orang lain. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah semua hal di atas menunjukkan karakter negatif?

Belum tentu. Inilah yang disebut dengan kepribadian tertutup atau introvert. Lalu, bagaimana kita bisa melihat dia memiliki karakter positif atau negatif? Pada edisi kali ini akan saya jawab dengan pembahasan mengenai self-esteem.

Sebagai remaja yang sedang mencari jati diri, tentu kita pernah merasakan minder atau kurang percaya diri. Untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri, kita harus bisa pandai memahami diri sendiri termasuk memahami kelebihan dan kekurangan diri. Ada kalanya pemahaman tentang diri sendiri ini akan memunculkan penilaian kita terhadap diri sendiri yang bisa menjadi positif maupun negatif.

Hal inilah yang kita kenal dengan self-esteem dalam diri kita. Apabila kita percaya kita mampu dan memiliki kelebihan akan sebuah hal, maka kita akan memiliki high self-esteem. Begitu pula sebaliknya, apabila kita merasa takut atau tidak berani mengembangkan diri terhadap sebuah kemampuan disebut dengan low self-esteem

Self-esteem juga biasa dikaitkan dengan penghargaan terhadap diri sendiri, yang kemudian berubah menjadi tolak ukur diri atas kehormatan diri. Seorang siswa yang biasa diejek teman-temannya adalah individu yang memiliki low self-esteem.

Ejekan

Astrid Widayani

Berbagai macam bentuk ejekan atau penghinaan baik melalui tindakan (non verbal) maupun kata-kata (verbal) bisa dikategorikan dalam bentuk “Bullying”. Banyak korban bullying yang akhirmya kehilangan kepercayaan diri. Justru di sini peran pengembangan self-esteem sangat diperlukan.

Penggunaan istilah self-esteem sering digunakan dalam pembahasan pengembangan kepribadian. Sebenarnya self-esteem tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengembangan diri saja, tetapi juga merupakan kunci dari pribadi yang ingin sukses di berbagai bidang.

Misalnya dalam konteks sekolah, siswa yang nilai akademiknya bagus biasanya memiliki high academic self-esteem namun siswa tersebut belum mampu menyajikan gagasannya melalui presentasi di depan kelas karena masuk dalam kategori low social self-esteem.

Melalui pengenalan diri yang baik dan pendampingan dalam pengembangan self-esteem, Youth Reinforcement Program (YRP) berkomitmen untuk membantu generasi muda khususnya bagi siswa yang masih minder atau kurang percaya diri.

Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan, namun hanya diri sendiri yang bisa memilih menjadi pribadi yang positif atau menjadi pribadi yang selalu mengeluhkan kemampuan.

Sekarang saat yang tepat untuk memulai kembali menjadi diri sendiri yang lebih baik karena tahun 2018 segera berakhir. Mari bersama memperbaiki diri, menjadi pribadi unggul dan positif, memenangkan kompetisi, dan mewujudkan apa yang menjadi impian kita. Selamat datang tahun 2019. Be the best version of you!

Salam Muda Berkarya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya