SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kalau selama ini Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai tokoh kontroversial dalam politik, maka tampaknya sekarang telah muncul pewarisnya. Dialah Ahmad Mubarok, mantan aktivis PMII yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD).

Omongan yang dilontarkannya seringkali mendatangkan kegaduhan politik. Tidak saja banyak kalangan dibikin panas, bahkan konstelasi politik pun bisa berubah drastis lantaran omongannya yang diucapkan dengan seenaknya. Tak heran jika ada orang yang menganggap Mubarok sebagai penerus kontroversialitas Gus Dur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada yang ngucapain ke saya selamat datang Gus Dur kedua. Ya biarin saja wong dunia ini butuh hidup kok,” akunya saat diwawancarai detikcom melalui telepon, Minggu (30/8).

Dari nada dan isi bicaranya saja sudah mirip-mirip dengan Gus Dur, terlihat santai, menyepelekan persoalan, dan terkesan semau gue. Dia tidak peduli respons orang terhadap omongannya. Yang penting dia merasa bahwa apa yang diucapkannya tidak bermaksud buruk dan hanya menyampaikan apa yang sesungguhnya terjadi.

“Tanggapan keras itu hanya permainan politik. Makanya saya tidak tersinggung,” ucapnya enteng.

Bahkan seandainya orang lain tersinggung pun juga tidak dipikirkannya. Sebab memang dia tidak bermaksud menyinggung atau pun menyindir siapa pun. “Saya tidak bermaksud menyindir siapa-siapa. Kalau ada yang tersindir ya terserah,” ucapnya dengan pilihan kalimat yang mengingatkan kita pada kata-kata ‘gitu aja kok repot’ ala Gus Dur.

Tengok saja pernyataannya yang disampaikan menjelang pemilu legislatif lalu terkait Partai Golkar. Saat itu media ramai memberitakan ucapannya yang memprediksikan Golkar hanya akan dapat suara 2,5 persen. Kontan para petinggi Golkar pun dibikin gerah.

Hubungan SBY dan JK pun sempat terganggu karena pernyataan itu. SBY bahkan sampai merasa perlu menyampaikan ucapan permintaan maaf secara resmi ke publik. Belakangan toh akhirnya JK tetap bercerai dari SBY dan maju sebagai Capres.

Namun apa tanggapan Mubarok atas hal itu? Tetap adem ayem. “Siapa yang disuruh minta maaf? Nggak ada saya disuruh minta maaf,” ungkapnya.

Cara Mubarok menyampaikan pandangan politiknya juga cukup blak-blakan. Baginya politik mengandung 3 dimensi, yakni ilmu, game (permainan), dan seni.

“Dengan politik sebagai ilmu membuat produk politik itu logic, misalnya konstitusi dan undang-undang. Dengan politik sebagai game membuat suasana menyenangkan. Kalah dan menang dapat applause. Dengan politik sebagai seni membuat perkelahian sekali pun indah ditonton dan dirasakan,” ungkap guru besar psikologi UIN ini.

Dengan cara pandang politik sebagai permainan ini, Mubarok beranggapan adalah wajar jika ada manuver-manuver yang mendatangkan tekananan bagi pihak tertentu. “Seluruh proses politik itu permainan, makanya disebut pemain politik,” ucapnya.

Namun begitu, dalam politik permainan ini sangat penting artinya. Sebab dari main-main bisa jadi akhirnya akan mengarah pada keseriusan. Begitu juga sebaliknya, dari serius akhirnya berubah jadi main-main. “Misalnya koalisi besar. Itu kan dulu serius. Tapi nyatanya sekarang gimana?” kata Mubarok.

Karena itulah dia mengaku seringkali mengeluarkan pernyataan serius dengan cara berkelakar. Soal apa implikasinya sepertinya tidak dipusingkan olehnya. Lagi-lagi, gitu aja kok repot.
dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya