SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesawat Hercules C 130 (Istimewa)

Penyebab jatuhnya pesawat Hercules TNI AU masih diselidiki. TNI menegaskan bahwa muatan semen di pesawat itu resmi sesuai permintaan pemda.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Hadiyan Suminta Atmadja, menyatakan, penyebab kecelakaan pesawat transport berat C-130HS Hercules di Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih dalam penyelidikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

TNI AU memiliki organ yang khusus menangani hal-hal terkait ini, yaitu Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja, yang dipimpin seorang marsekal pertama.

“Perkiraan awal, kecelakaan ini terjadi karena cuaca. Namun, alasan ini jangan menjadi patokan karena dalam kecelakaan pesawat terbang ada lima faktor yang harus diinvestigasi, manusia, material, media, misi, dan manajemen,” kata dia di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (18/12/2016).

Ia menilai faktor cuaca berpeluang untuk dipertimbangkan sebagai penyebab kecelakaan. Berdasarkan laporan yang didapatkannya, pesawat C-130 HS Hercules dengan nomor registrasi A-1334 ini dalam kondisi layak terbang.

Pesawat terbang ini hasil hibah dari Angkatan Udara Australia yang dioperasikan mereka sejak 1978. Berbeda dengan beberapa seri C-130 Hercules yang selama ini dimiliki TNI AU, C-130HS Hercules eks hibah Angkatan Udara Australia ini sudah memakai teknologi semi glass cockpit.

“Pesawat ini layak terbang. Waktu terbangnya masih ada 69 jam sebelum masuk prosedur pemeliharaan,” tuturnya. Begitu pula soal kondisi manusianya di mana para awak telah dinyatakan layak terbang.

Selain itu, C-130 Hercules merupakan pesawat angkut berat yang tidak hanya kuat untuk mengangkut personel, namun diizinkan pula membawa barang lain. “Kalau memang di dalam pesawat ada semen dan logistik seperti informasi yang beredar, itu resmi, bahwa pemerintah Papua minta bahan bangunan dan bahan baku diangkut dengan pesawat TNI AU. Itu resmi dalam rangka membantu pembangunan di daerah,” katanya.

Terkait dengan spekulasi penyebab kecelakaan pesawat ini, Hadiyan meminta masyarakat untuk sabar dan menunggu hasil investigasi tim TNI AU yang telah dikirim ke lokasi kejadian.

“Kita sudah mengirimkan tim investigasi. Yang sekarang berada di lokasi adalah Panglima Komando Operasi Udara II TNI AU, Marsekal Muda TNI Umar Sugeng. Jadi tolong bersabar, sekarang tim investigasi sedang mulai bekerja,” ujar Atmadja.

Pesawat C-130HS itu lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin di Timika, Kabupaten Mimika, menuju Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada pukul 05.34 WIT Minggu. Pesawat hilang kontak pada pukul 06.09 WIT dan seharusnya sudah mendarat di Wamena pada pukul 06.13 WIT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya