SOLOPOS.COM - Kegiatan pelepasan kepiting di Kawasan Mangrove Baros, Rabu (3/01/2018). (Salsabila Annisa Azmi/JIBI/Harian Jogja)

Populasi kepiting di sepanjang Muara Opak dan Laguna saat panen tak banyak

Harianjogja.com, BANTUL – Populasi kepiting di sepanjang Muara Opak dan Laguna saat panen tak banyak, oleh karena itu butuh upaya pelestarian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun habitat pelestarian kepiting dipenuhi oleh sampah saat air pantai pasang. Selain itu, para nelayan belum menemukan metode yang tepat untuk penambahan bobot kepiting.

Anggota Divisi Konservasi Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B), Dwi Ratmanto mengatakan kepiting yang dilepaskan kembali ke pantai biasanya menggali lubang di bawah air untuk bertahan hidup. Sejauh ini, kata dia, tak banyak kepiting yang mati.

Meskipun begitu dia tak menampik bahwa sampah plastik di habitat pelestarian bisa ikut termakan oleh kepiting. “Itu kami belum tahu solusinya,” ujar Dwi saat ditemui Harianjogja.com seusai pelepasan kepiting di Kawasan Mangrove Baros, Rabu (3/01/2018).

Dwi mengatakan sampah tersebut adalah sampah dari seluruh DIY dan tidak dapat diselesaikan dengan mudah. Selain permasalahan sampah, nelayan juga mengalami kendala pada formula pakan alternatif yang tepat untuk penggemukan kepiting. Pasalnya, tak setiap bulan ikan ruca bisa didapat nelayan untuk pakan kepiting.

“Selama ini kami gunakan semacam sosis buatan sendiri, tetapi kami uji coba berkali-kali tidak berhasil untuk menaikkan bobot kepiting. Tidak tahu takarannya juga. Teknologi keramba kami juga tidak berhasil,” ujar dia.

Dia mengaku belum ada penelitian yang membantu untuk formula pakan alternatif kepiting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya