Solopos.com, LONDON — Pelatih mana yang tak kecewa ketika kemenangan di depan mata timnya mendadak sirna. Hal itu dialami Manajer Manchester United, Jose Mourinho, saat timnya melawat ke markas Chelsea, Stamford Bridge, London, Sabtu (20/10/2018) malam WIB.
Anak asuh Mourinho nyaris saja menjadi headline di media karena aksi heroik mereka bangkit dari ketertinggalan satu gol. Ya, United tertinggal gol Chelsea yang dilesakkan Antonio Rudiger pada menit ke-21, dan sempat membalas dengan dua gol mereka yang diborong Anthony Martial pada menit ke-55 dan ke-77.
Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik
Namun, memasuki detik-detik akhir laga, gawang United kebobolan gol pemain pengganti Chelsea, Ross Barkley. Tepatnya ketika injury time babak kedua memasuki menit kelima detik ke-27. Ini menjadi gol paling telat yang bisa menjebol gawang Setan Merah pada David Ngog mencetak gol untuk Liverpool pada menit ke-95 plus 27 detik pada Oktober 2009.
Setelah Chelsea menyamakan kedudukan secara dramatis terjadi “huru-hara” di pinggir lapangan. Insiden itu terjadi setelah Mourinho tak terima dengan aksi provokasi asisten pelatih Chelsea Maurizio Sarri, Marco Ianni.
Ianni lewat di depan kursi cadangan pemain United, di mana salah satunya ditempati Mourinho. Mourinho rupanya tak terima. Dia lantas mengejar Ianni sebelum dikendalikan sejumlah staf United dan penjaga stadion
Aksi reaktif Mourinho itu langsung ditimpali pendukung Chelsea. Seperti dilansir Dailymail.co.uk, sebagian fans The Blues merespons dengan mengumandangkan chant “f*** off Mourinho”. Suporter The Blues sepertinya tidak peduli lagi Mourinho pernah memberi kenangan manis ketika menakhodai Chelsea selama dua periode.
“Satu poin di Stamford Bridge selalu menjadi hasil bagus karena ini sulit untuk menang di sini, namun setelah laga, dengan cara main kami, ini hasil buruk bagi kami, dan hasil fenomenal bagi mereka [Chelsea],” jelas Mourinho, seperti dilansir Reuters.