SOLOPOS.COM - Para murid MTs Raden Mas Said Selogiri Wonogiri saat menggelar doa bersama di kompleks sekolah mereka, Jumat (7/10/2022). (Istimewa/Tim Sekolah).

Solopos.com, WONOGIRI — Pelajar, guru, dan tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Raden Mas Said Selogiri, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri menggelar salat gaib dan doa bersama, Jumat (7/10/2022).

Dua kegiatan itu dilakukan terpisah di kompleks madrasah. Kepala MTs Raden Mas Said, Trianto H. Suryono, mengatakan doa dan salat gaib dilakukan untuk mendoakan korban meninggal dunia dalam dua tragedi kemanusiaan.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Pertama yakni korban tiga pelajar MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, yang meninggal dunia karena banjir yang merobohkan sekolah, serta tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

“Doa bersama dilakukan di halaman depan dekat papan nama madrasah sedang salat gaib digelar di masjid madrasah, Masjid Umar Bin Khatab,” kata Trianto berdasarkan rilis yang dikirimkan kepada Soloposl.com, Jumat (7/10/2022) malam.

Dua kegiatan itu, ujarnya, dipimpin Guru Bahasa Arab yang merupakan alumnus Gontor, M.Subhan. Peserta doa bersama dan salat gaib mengenakan pita hitam yang disematkan di lengan kiri.

Baca juga: Lowongan Kerja Pendamping Lokal Desa Dibuka, Wonogiri Dijatah Kuota 6 Orang

“Pita hitam, simbol duka. Kami berharap jiwa pelajar MTs Raden Mas Said terpatri jiwa kepedulian dan kemanusiaan. Salat gaib dilaksanakan karena dua lokasi peristiwa berjauhan. Semoga doa dan salat ghaib pelajar dan GTK MTs Raden Mas Said terkabul dan melapangkan kubur orang-orang yang meninggal dunia,” katanya.

Lebih lanjut, Trianto yang akrab dipanggil Mastus, menjelaskan kegiatan itu sebagai implementasi kompetensi sosial.

Apalagi, ujarnya, di abad 21, seorang siswa harus memiliki kemampuan 4C yakni critical thinking atau berpikir kritis, communication atau komunikasi, creativity atau kreativitas, dan collaboration atau kolaborasi.

“Kemampuan C keempat, yakni kolaborasi ini penting dimiliki siswa karena sekaya apapun seseorang, sehebat apa pun seseorang dan sepandai apapun seseorang akan membutuhkan orang lain. Kolaborasi ini terus dilakukan siswa,” kata Mastus.

Seorang siswa, Aditya Pratama, siswa kelas VII, membacakan pernyataan yang ditirukan oleh rekan-rekannya sebelum doa bersama digelar.

Baca juga: Wonogiri Kekurangan Penyuluh Pertanian, Begini Imbasnya

“Kami siswa-siswi MTs Raden Mas Said Selogiri, turut berduka cita atas terjadinya tragedi Stasion Kanjuruhan Malang dan peristiwa yang menimpa pelajar MTs N 19 Jakarta. Semoga para korban meninggal dunia diterima seluruh amal ibadah dan ditempatkan disisi terindah-Nya. Korban luka semoga segera sembuh. Semoga kejadian ini tidak akan terulang kembali di kemudian hari. Aamiin,” doa Aditya.

Cuaca yang tadinya panas berubah mendung selama pelaksanaan doa di halaman madrasah. Pendoa, M. Subhan memimpin kegiatan hingga usai.

Dia bercerita doa bersama siswa-siswi dan GTK MTs Raden Mas Said tepat tujuh hari tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 125-an penonton dengan 34 anak-anak saat laga derby Arema Malang melawan Persebaya Surabaya.

Sedangkan, tiga pelajar MTsN 19 Jakarta meninggal karena peristiwa runtuhnya dinding bangunan madrasah Kamis (6/10/2022) lalu.

“Kami memohon.Ya Allah, agar semua korban Kanjuruhan dan MTsN 19 Jakarta dapat diampuni dosa dan diterima semua amalnya, serta diberikan anugerah surga. Aamiin,” ucap Subhan.

Baca juga: Menelisik Jejak Sambernyawa di Sragen Berdasarkan 2 Babad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya